Mau Dibawa ke Mana Hubungan Kita?

Mau Dibawa ke Mana Hubungan Kita?

Lagu asmara. Pilu. Mengayun melas mendayu-dayu. Meski melas, tapi memendam bara api kemarahan. Yang sewaktu-waktu bisa menyeruak. Jadi pembunuhan.

Agen Federal Bureau of Investigation (FBI) Robert Kenneth Ressler, dalam bukunya, Sexual Homicide, Patterns and Motives (editor: John E. Douglas, Ann Wolbert Burgess, 1988), menyebutkan bahwa syarat pembunuhan disebut sexual homicide, adalah demikian:

Jika di tempat kejadian perkara (TKP) didapati satu atau lebih dari enam kondisi korban, sebagai berikut:

1) Korban ditemukan telanjang total atau sebagian.

2) Alat kelamin korban perempuan dalam kondisi terbuka.

3) Tubuh ditemukan dalam posisi seksual eksplisit.

4) Suatu benda telah dimasukkan ke rongga tubuh (anus, mulut, atau vagina).

5) Ada bukti bekas kontak seksual.

6) Ada bukti aktivitas seksual substitusi (misalnya, masturbasi dan ejakulasi di sekitar TKP).

Tambahan khusus, ada tanda fantasi seksual yang sadis (misalnya, mutilasi alat kelamin). Di Indonesia belum pernah terjadi, di Amerika Serikat (AS) sering. Disebut trofi pembunuh.

Enam syarat itu ada di pembunuhan AW. Yakni, nomor 1, 3, 5, dan 6. Sangat tegas: sexhomicide.

Robert K. Ressler (1937–2013) adalah praktisi yang akademisi. Di FBI ia bertugas sebagai profiler. Atau penyelidik khusus, pemburu, dan penganalisis profil pembunuh. Ia peraih gelar master ilmu kepolisian dari Michigan State University, AS.

Dalam tugasnya, hasil analisis Ressler jadi jalan masuk terungkapnya pembunuhan seksual terkenal AS: kasus Ted Bundy, Jeffrey Dahmer, Richard Chase, dan John Joubert.

Kasus-kasus pembunuhan seks yang diungkap Ressler mengilhami film kriminal Mindhunter: Inside the FBI’s Elite Serial Crime Unit yang kini beredar di Netflix.

Analisis Ressler, meski kuno, itulah teori dasar pembunuhan. Relatif tidak banyak berubah dari zaman ke zaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: