Super Semar

Super Semar

Tepat setahun setelah menerima Supersemar, Soeharto dilantik sebagai pejabat presiden pada 12 Maret 1967. Berbekal selembar surat perintah, Soeharto bergerak cepat mengonsolidasikan Angkatan Darat dan menggerakkan milisi rakyat untuk memburu anggota dan simpatisan PKI.

Selebihnya adalah sejarah. Soeharto mengonsolidasikan kekuasaannya dengan rekayasa politik yang canggih. Bung Karno benar-benar menjadi the lame duck yang tidak berdaya. Ia menjadi tahanan rumah sampai meninggal pada 1970.

Supersemar menjadi surat sakti bagi Soeharto. Supersemar kemudian dimanfaatkannya untuk mencari legitimasi budaya dengan mengidentifikasikan dirinya kepada Semar. Secara fisik, Soeharto tidak punya kemiripan dengan Semar. Tetapi, untuk mendapat legitimasi politik dan spiritual, Soeharto perlu tokoh idola yang memudahkannya untuk melakukan komunikasi politik kepada rakyat.

Maka, pilihannya jatuh kepada Semar. Secara fisik, bentuknya ”nganeh-nganehi”. Namun, Semar punya kewenangan level dewa tertinggi. Soeharto bukan Semar sembarang Semar. Ia Semar Super dan Super Semar. Dengan legitimasi itu, Soeharto bisa berkuasa lebih dari tiga dasawarsa. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: