Seri Nomine Oscars 2022 (4): Drive My Car, Drama Powerful tentang Kehilangan

Seri Nomine Oscars 2022 (4): Drive My Car, Drama Powerful tentang Kehilangan

Slow Burn yang Enjoyable

Drive My Car tidak disarankan buat penonton yang tidak sabaran. Sutradara Ryusuke Hamaguchi sengaja membuat pace yang tidak cepat-cepat amat. Woles aja, gitu. Saking pelannya, opening credit baru muncul setelah film bergulir selama 40 menit. Durasinya juga menantang: 2 jam 54 menit.

Meski begitu, keindahan dialognya membuat kita tidak menyadari waktu berlalu. Terutama begitu memasuki babak kedua. Setelah Oto meninggal. Penonton—yang sejak awal memiliki hubungan yang berjarak dengan Yusuke—tiba-tiba saja diajak menyelami pikiran pria itu. Bersama-sama, kita diajak membongkar setiap hal yang membuatnya resah.

Kemarahan demi kemarahan ditumpahkan secara bertahap. Bukan lewat jeritan penuh emosi atau piring-piring yang beterbangan. Namun melalui dialog yang sangat tenang (dan sober) dengan selingkuhan Oto. Juga lewat obrolan yang sangat dewasa dengan Misaki Watari, driver belia dengan masa lalu kelam. ’’Kalau masih hidup, anakku seusia denganmu,’’ kata Yusuke.

Kesedihan demi kesedihan Yusuke dibongkar perlahan. Bukan lewat isak tangis dan air mata. Melainkan lewat obrolan hangat dengan dua teman barunya: direktur teknik Gong Yoon-soo (Jin Dae-yeon) dan aktris teater Lee Yoo-na (Park Yu-rim). Pasangan Korea itu unik dan romantis. Yoon-soo belajar bahasa isyarat untuk berkomunikasi dengan sang istri yang bisu.

Pada akhir makan malam yang indah bersama Yoon-so da Yoo-na, Yusuke tak tahan untuk memberi pujian kepada Misaki. Driver pendiam yang selama ini ia abaikan. Ternyata, hidup lebih indah kalau kita peduli pada orang lain. 

Tidak ada yang istimewa dengan sinematografi Drive My Car. Yang mencuri perhatian mungkin penggunaan shot jarak jauh untuk menunjukkan kontras atau perubahan tone adegan. Tapi memang kekuatan utama drama ini ada pada skenarionya. Kalaupun gagal meraih Best Picture, Ryusuke Hamaguchi dan Takamasa Oe layak merebut trofi Skenario Adaptasi Terbaik.

Eh tapi apakah mungkin film ini memenangkan Film Terbaik? Secara pribadi, saya menganggap Minari tahun lalu lebih berpeluang menang. Karena memiliki unsur-unsur yang disukai anggota Academy. Salah satunya, mengusung konsep American dream. Tapi toh kalah juga oleh Nomadland.

Nah, Drive My Car mengusung cerita yang lebih personal. Untuk film berbahasa asing, agak berat tema-tema seperti ini mencuri hati anggota Academy. Beda dengan Parasite yang pesan sosial-kulturalnya begitu kuat. Well, tampaknya satu-satunya film berbahasa asing di daftar nomine Best Picture tahun ini juga hanya bakal jadi penggembira. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: