First Impression Drakor Crazy Love: Komedi, Thriller, dan Tragedi Yang Tak Asyik

First Impression Drakor Crazy Love: Komedi, Thriller, dan Tragedi Yang Tak Asyik

Namun, adegan berikutnya lawak lagi. Lee Shin-ah tergopoh-gopoh memasuki gedung GoTop Education. Membawa aneka barang yang tampak seperti pesanan Miranda Priestly di film Devil Wears Prada. Mulai dari aneka berkas, jas yang baru di-laundry, hingga sandwich.

Di lobi gedung, ia ’’disapa’’ oleh para tutor andalan GoTop dalam bentuk standee. Guru-guru karton itu tiba-tiba hidup, mempromosikan keahlian mereka. Dengan gaya yang komikal sekali. Seolah ingin menegaskan bahwa Crazy Love adalah komedi romantis. Tingkah Lee Shin-ah yang konyol—termasuk saat menghadapi kemarahan sang bos—turut memperkuat nuansa komedi.

Namun, pada akhir episode pertama, tone drama berubah drastis. Menjadi sangat gelap. Lee Shin-ah divonis menderita kanker otak stadium akhir. Dicurigai, sel-sel kanker menyebar dengan cepat lantaran dia stres berat selama setahun terakhir. Ya, dia menderita tekanan mental yang sangat besar selama menjadi sekretaris Noh Go-jin!

BERPURA-PURA menjadi tunangan, Lee Shin-ah (Krystal Jung, kanan) setia merawat sang bos, Noh Go-jin (Kim Jae-wook). 

Transisi Kurang Mulus

Nuansa komedi, diselingi sedikit thriller dan teka-teki—misalnya soal teror kepada Noh Go-jin—lalu berubah menjadi topik superberat: kanker. Ini membuat penonton bingung. Apa yang bisa mereka harapkan saat menonton drama ini? Apakah mereka akan dibuat tertawa? Atau dibuat menangis?

Plotnya terlalu tidak konsisten. Transisi dari tone ceria ke tema dark tidak mulus. Bikin kaget. Kita belum selesai terbengong-bengong menonton keantikan Noh Go-jin (yang juga kurang meyakinkan). Eh, sudah disuguhi drama yang mengancam nyawa. Apalagi, setelah itu Lee Shin-ah berupaya membalas dendam kepada sang bos. Sebagai orang yang membuatnya menderita kanker. 

Ada banyak drama yang berubah tone dari ceria ke sedih banget. Salah satu yang sangat sukses adalah serial Work Now, Drink Later. Setelah cerita superlucu di beberapa episode pertama, tone drama pelan-pelan menjadi lebih gelap. Ceritanya juga makin dalam. Tokoh-tokohnya diceritakan kehilangan ayah. Juga ada yang mengidap kanker.

Namun, masalah itu baru diceritakan pada pertengahan musim. Ketika drama sudah menuntaskan urusan basic. Yakni pengenalan karakter serta dasar konflik. Penonton bisa enjoy menikmati plotnya. Karena sudah memiliki chemistry dengan setiap karakter. Kita sudah tahu siapa yang layak didukung dan mana yang tidak.

Yang terjadi pada Crazy Love justru sebaliknya. Perpindahan tone yang drastis justru dijadikan dasar konflik. Kita bahkan belum mengenal baik para tokohnya, eh sudah disuruh berganti gigi. Lalu diajak ngebut entah ke mana. Maaf, Crazy Love. Dua episode pertama drama ini kurang berhasil menawan hati saya. (Retna Christa)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: