Bayar Jajan Pakai Kartu Identitas Anak, Pemkot Surabaya Gandeng BI dan Bank Jatim

Bayar Jajan Pakai Kartu Identitas Anak, Pemkot Surabaya Gandeng BI dan Bank Jatim

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi seusai meluncurkan KatePay di SMPN 42 Surabaya, Selasa, 14 Juni 2022.-humas pemkot surabaya-

SURABAYA, HARIAN DISWAY -  Pemkot Surabaya dan Bank Jatim meluncurkan kartu KatePay di SMPN 42 Surabaya, Selasa, 14 Juni 2022. Itu adalah penggabungan Kartu Identitas Anak (KIA) dan kartu pembayaran non tunai.

Dua sekolah sudah ditujuk sebagai pilot project:  SDN Asemrowo 1 dan SMPN 42 Surabaya.. "KIA ini dimanfaatkan menjadi KatePay atau metode pembayaran non tunai di kantin sekolah yang bisa dipantau orang tua atau wali murid," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

Eri Cahyadi mengatakan, program ini bisa terwujud berkat kerja keras Bank Jatim, OJK, dan Bank Indonesia. Perbankan memang sedang mengampanyekan penggunaan pembayaran non tunai untuk segala aktifitas.

Upaya itu dilakukan untuk mewujudkan  Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang digagas BI sejak 14 Agustus 2014. Uang kertas dan koin bakal ditinggalkan. 

Banyak problem yang dihadapi BI jika tidak dilakukan perubahan perilaku pembayaran. Uang tunai bisa lusuh, sobek atau tidak layak edar. Saat transaksi dalam jumlah besar, masyarakat juga tidak perlu repot menyediakan banyak duit di dompet. 

GNTT juga meminimalisir kesalahan hitung karena human error. Dengan melibatkan siswa-siswi proses sosialisasi GNTT bisa lebih masiv. Anak-anak yang terkadang lebih melek teknologi, bisa menyalurkan pemahamannya ke keluarga dan lingkungan masing-masing.

"Jika kebijakan dilakukan tanpa sebuah kebiasaan, akan sulit dilakukan," kata lanjut Eri. 


Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berpidato di hadapan siswa SMPN 42 Surabaya, Selasa, 14 Juni 2022.-humas pemkot surabaya-

Eri berharap, SD Negeri Asemrowo 1 dan  SMP Negeri 42 Kota Surabaya bisa menjadi contoh bagi sekolah lainnya. Ia berharap tahun ini ada semakin banyak sekolah yang mengadopsi sistem tersebut. 

Dengan KatePay, orang tua bisa mengontrol uang saku yang diberikan kepada anak-anak mereka. Uang tersebut bisa digunakan di kantin sekolah yang kualitas makanan dan minumannya sudah lebih bersih, sehat, dan bergizi.

"Kesehatan bagi anak sekolah di tingkat SD dan SMP menjadi tanggung jawab pemkot, karena itu Dinkes harus memastikan semua  makan di kantin adalah makanan sehat dan bergizi. Jika tidak, maka potensi tumbuh kembang dan kecerdasan otaknya akan terhambat," lanjut Eri..

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh mengatakan bahwa penyebaran sistem tersebut bakal digelar setelah tahun ajaran baru. Tak hanya sekolah negeri, SD dan SMP Swasta diharapkan mengikuti program tersebut. "Ini juga menjadi pembelajaran bagi anak-anak, mengenai manajemen prioritas. Kita kenalkan sejak dini, agar mereka terbiasa. Harapannya, ketika dewasa mampu mengedepankan prioritas," jelas Yusuf.

KatePay ini juga bisa mengurangi sentuhan perpindahan barang dari uang tunai. Pencegahan berbagai penyakit menular seperti Covid-19 dan hepatitis akut bisa dihindari.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: