Mental Baja, Warga Odessa yang ’’Kebal’’ Sirene
Menara Gereja yang menyerupai kubah masjid di Kota Odessa. Budi mengambilnya dari balik jendela kamar.-Bud Wichers/Harian Disway-
Sayang Budi belum boleh ke pelabuhan. Militer tidak memperbolehkannya ke luar ruangan beberapa hari ini. “Odessa is under attack (Odesa sedang diserang, Red),” ujar Budi Senin, 20 Juni 2022.
Sayang sekali. Sebab aktivitas di pelabuhan sangat tinggi. Odessa tak hanya penting bagi Ukraina. Pelabuhan itu menjadi satu-satunya titik ekspor pangan Ukraina ke seluruh dunia.
Ukraina merupakan salah satu produsen gandum dan jagung terbesar di dunia. Ekspor mereka menyumbang 20 persen kiriman dari pasar global. Tak hanya itu Ukraina juga menjadi pengekspor terbesar minyak biji bunga matahari yang menjadi pesaing minyak sawit dunia.
Selama ini ekspor bahan pangan itu masih terus dikirim dari Odessa. Jika pelabuhan itu dikuasai Rusia, harga pangan dunia bakal makin menggila. Karena itulah ada banyak sekali militer Ukraina yang ditempatkan di sana.
Budi menggunakan rompi dan helm anti peluru di dalam kamar hotelnya di Odessa.-Bud Wichers/Harian Disway-
Mereka bakal mempertahankan kota terbesar keempat di Ukraina itu. Ukraina mengirim bahan pangan ke negara-negara yang mengirim mereka bantuan persenjataan.
Kemarin, Senin, 20 Juni 2022, suasana kota mendadak sepi. Militer Ukraina meminta semua rakyat berada di rumah atau apartemen. Situasi semakin tidak kondusif.
Rusia semakin mendekat. Pagi itu Budi terbangun karena suara ledakan bom. Ia keluar ruangan mencari tahu apa yang terjadi.
Tidak ada api dan asap. “Tapi aku bisa menciumnya,” kata jurnalis kelahiran Indonesia berkebangsaan Belanda itu.
Bom mungkin jatuh agak jauh dari tempatnya. Namun ledakannya pasti besar. Budi bisa merasakannya dari getaran tembok kamarnya. “Hari ini aku lebih banyak di kamar dan menjauhi jendela,” katanya agak sedih. (*)
Bunga Untuk Mendiang Sahabat Ditinggal di Katedral, baca besok (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: