Cheng Yu Pilihan Sekjen INTI Candra Jap: Yi Nian Shu Gu, Shi Nian Shu Mu, Bai Nian Shu Ren

Cheng Yu Pilihan Sekjen INTI Candra Jap: Yi Nian Shu Gu, Shi Nian Shu Mu, Bai Nian Shu Ren

Cheng Yu Candra Jap--

DITANYA mengenai pepatah Tiongkok yang menjadi favoritnya, Candra Jap 叶展德 menjawab, "Saya tidak menguasai bahasa Mandarin." Tapi, tak lama kemudian, sekjen Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) ini mengirimkan kalimat, "Jika Anda berencana untuk satu tahun, tanamlah padi. Jika Anda berencana untuk sepuluh tahun, tanamlah pohon. Jika Anda berencana untuk seratus tahun, didiklah manusia." 

Tentu Candra tahu itu petuah klasik dari negeri leluhurnya. Tepatnya: wejangan Guan Zhong 管仲, filsuf aliran Legalisme yang hidup sekitar dua abad sebelum Konfusius. Dalam kitab Guanzi (管子), Guan Zhong mengatakan, "一年之计,莫如树谷;十年之计,莫如树木;终身之计,莫如树人" (yī nián zhī jì, mò rú shù gǔ; shí nián zhī jì, mò rú shù mù; zhōng shēn zhī jì, mò rú shù rén). Yang artinya dikutip Candra tadi.

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan News Anchor RTV Michael Tjandra: Quan Xin Quan Yi

Kenapa begitu? Guan Zhong menjelaskan, "Satu benih padi, akan menghasilkan satu kali lipat dari yang ditanam; satu batang pohon, akan menghasilkan sepuluh kali lipat dari yang ditanam; satu orang talenta, akan membuahkan manfaat seratus kali lipat dibandingkan yang tidak terdidik" (一树一获者,谷也;一树十获者,木也;一树百获者,人也 yī shù yī huò zhě, gǔ yě; yī shù shí huò zhě, mù yě; yī shù bǎi huò zhě, rén yě).

Tak heran bila Kaisar Jepang Hirohito begitu memperhatikan nasib tenaga pendidik di negaranya. Konon, selepas bom atom dijatuhkan oleh pasukan sekutu di Hiroshima dan Nagasaki, kaisar langsung mengumpulkan para jenderalnya. Dan, pertanyaan pertama yang ia ajukan kepada mereka adalah, "Berapa guru yang tersisa di negara kita?"

Sontak, jenderal-jenderal tersebut kebingungan. Pasalnya, mereka awalnya mengira kaisar akan menanyakan berapa sisa tentara, bukan guru. "Kita masih bisa menyelamatkan dan melindungi Kaisar, walau tanpa guru," timpal mereka, sekenanya.

Bukannya senang, kaisar malah sedih mendengar jawaban demikian. "Kita telah jatuh. Karena tidak mau belajar. Jepang boleh jadi kuat dalam senjata dan strategi perang, tetapi tidak memiliki pengetahuan mengenai bom yang telah dijatuhkan Amerika. Kita tidak akan bisa mengejar jika tidak belajar!" tegas kaisar.

Makanya, kaisar kemudian memerintahkan jenderalnya untuk menyusuri seluruh penjuru negeri guna mengumpulkan guru yang ada --seberapapun jumlahnya. Sebab, kata kaisar, "Hanya kepada gurulah semua rakyat Jepang kini harus bertumpu, bukan pada kekuatan pasukan."

Tiongkok pun sama. Kemajuan pesat yang diraihnya tak lepas dari keyakinan mereka kepada pesan Deng Xiaoping, "科教兴国" (kē jiào xīng guó): bahwa cuma dengan sains dan teknologilah suatu negara akan berkembang.(*)


--

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: