Jepang Eksekusi ’’Pembantai Akihabara’’

Jepang Eksekusi ’’Pembantai Akihabara’’

KERIUHAN DI AKIHABARA setelah Tomohiro Kato menusuk belasan orang pada 8 Juni 2008.-AGENCE FRANCE-PRESSE-

 

 

KASUS ini memang begitu menghebohkan Jepang, 8 Juni 2002. Tomohiro Kato, seorang lelaki kurus berkaca mata, mengamuk membabi buta. Ia menusuk belasan orang di Akihabara, distrik penjualan barang elektronik di Tokyo. Tujuh orang tewas.

 

Kini, Kato sudah tiada. Ia dieksekusi oleh pemerintah Jepang pada Selasa, 26 Juli 2022.

 

Menteri Kehakiman Yoshihisa Furukawa mengatakan bahwa dosa Kato begitu besar. Kato mempersiapkan diri begitu rupa. Dan tujuannya datang ke Akihabara memang untuk membunuh. Karena itu, tidak ada satu hal pun yang bisa meringankan hukuman Kato.

 

Pada hari jahanam itu, Kato berkata lantang kepada polisi. ’’Aku datang untuk membunuh. Tidak peduli siapa pun yang akan mati,’’ ucapnya.

 

Sebelum beraksi, Kato menyewa truk berbobot mati dua ton. Truk itu ditrabrakkan ke areal pejalan kaki. Setelah itu ia turun dan menusuk siapa pun yang ada di dekatnya.

 

’’Ini adalah kasus yang sangat menyakitkan. Mengejutkan masyarakat dan membawa konsekuensi besar,’’ kata Furukawa.

 

Polisi juga mendapati bahwa Kato mendokumentasikan perjalanan mautnya itu. Sembari menyetir, Kato menulis di HP. Ia menggerutu tentang hidupnya yang sengsara. Tanpa pasangan. Juga pengangguran.

 

Kemarahan Kato memuncak saat seorang perempuan yang didekatinya lewat internet tiba-tiba menjauh. Dan itu terjadi setelah Kato mengirimkan fotonya ke perempuan tersebut.

 

Setelah kejadian itu, Jepang melarang orang memiliki pisau dengan dua sisi tajam yang panjangnya lebih dari 5,5 sentimeter. Dan kalau kedapatan membawa pisau semacam itu, orang bisa dipenjara selama tiga tahun.

 

Akhir-akhir ini, Jepang memang kerap mengeksekusi narapidana. Pada Desember 2021, tiga orang digantung. Sebelum itu, Jepang tidak pernah melakukan eksekusi sejak 2019.

 

Kini, lebih dari 100 orang sedang antre menuju tiang gantungan.

 

Aktivis internasional mengkritik sistem hukum Jepang. Terpidana mati biasanya diisolasi di ruang khusus selama bertahun-tahun. Dan mereka baru akan diberi tahu jadwal hukuman mati beberapa jam sebelum eksekusi.

 

Eksekusi Kato itu bertepatan dengan peringatan kasus yang lain. Yakni, pembantaian Sagamihara yang terjadi pada 26 Juli 2016. Ketika itu sebanyak 19 orang tewas di Sagamihara, Kanagawa.

 

Selain itu, Jepang juga mengeksekusi enam anggota sekte Aum Shinrikyo pada 26 Juli 2018. Sekte kiamat itu melakukan serangan gas sarin di stasiun kereta bawah tanah Tokyo pada 20 Maret 1995. (Doan Widhiandono)

Sumber: