Covid-19 Varian Centaurus, Mengapa Namanya Begitu?

Covid-19 Varian Centaurus, Mengapa Namanya Begitu?

Ilustrasi Covid-19 Varian Centaurus.-Harian Disway-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Kini muncul Covid-19 varian baru: BA.2.75. Namanya Centaurus. Yakni hewan mitologi yunani yang berupa manusia bertubuh kuda. Mengapa pakai nama itu?

Varian baru ini dijuluki oleh seorang pengguna Twitter bernama Xavier Ostale dengan nama "Centaurus." " I have just named BA.2.75 variant after a galaxy. Its new name is Centaurus strain. Get used to it. Today, I'm in command of anything pandemic. (Aku baru saja memberikan nama baru BA.2.75 varian setelah galaxy. Nama barunya strain Centaurus. Terbiasalah. Hari ini aku yang memimpin pandemi) cuit di akun @xabitron1, seperti dikutip dari snopes.com.

Xavier mengambil nama Centaurus dari nama galaksi tetangga. Galaksi yang berada di konstelasi Centaurus (The Centaur). Dan juga diambil dari nama makhluk mitologi Yunani, Kentaur (Centaur) atau hippocentaur. 


Cuitan Xabier Ostale di Twitter.--

Sejak nama ini muncul di Twitter, orang-orang secara masif menggunakannya di media sosial. Bahkan nama ini juga digunakan di berbagai media untuk memberitakan varian BA.2.75. Meski WHO sepertinya tak akan menggunakan nama ini sebagai nama resmi.

Pemberian julukan ini membuat perdebatan untuk menamai varian covid-19 dengan lebih kreatif. Varian covid-19 harus dinamai lebih sederhana dibanding nama yang hanya berisi huruf dan nomor saja. 

Ini akan lebih mudah diingat. Meski banyak yang tidak setuju bahwa pemberian nama itu diambil dari unggahan twitter secara acak.

Centaurus dilaporkan pertama kali di India dan terdeteksi menyebar di 10 negara, termasuk Australia, Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat. Bahkan dinilai lebih menular. Mampu menginfeksi seseorang yang telah terpapar covid-19 dan melemahkan proses antibodi.

Selain itu diperkirakan dapat menyebar lebih cepat daripada Omicron varian BA.5 dan BA.2. "Kami melihat varian baru ini menggantikan semua varian yang sebelumnya kami anggap sangat menular, namun kami tidak tahu persis mengapa varian ini menjadi begitu dominan," ujar Dr Eleanor Gaunt, ahli virologi di University of Edinburgh, dikutip dari Euronews Next.

Gejalanya pun hampir sama dengan gejala Omicron. Yakni batuk, kelelahan, dan hidung meler. Bahkan gejalanya cenderung lebih ringan. "Gejalanya mungkin jauh, jauh, jauh lebih ringan, terutama untuk orang yang sudah divaksinasi," kata Jasmine Plummer, asisten profesor di Cedars Sinai Medical Center, seperti dikutip dari Health.

Tapi Centaurus memiliki tambahan mutasi yang tak ada di varian terdahulunya. Ini yang membuat para ahli khawatir varian ini bisa membobol imunitas tubuh yang telah terbentuk. Baik dari vaksin maupun dari imunitas alami dari covid-19. (Putra Pradana Kusuma Hartas)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: