Cheng Yu Pilihan: Wakil Ketua Umum Kadin Jatim Tritan Saputra: Zheng Fen Duo Miao

Cheng Yu Pilihan: Wakil Ketua Umum Kadin Jatim Tritan Saputra: Zheng Fen Duo Miao

Cheng Yu Tritran Saputra--

DITANYA mengenai ajaran Tiongkok yang menjadi pegangannya dalam berbisnis, Tritan Saputra mengirimi kata-kata, "普通人等待机会;聪明人抓紧机会;智慧人制造机会。" Lengkap dengan cara bacanya: "Pǔtōng rén děng dài jīhuì; cōngming rén zhuā jǐn jīhuì; zhìhuì rén zhìzào jīhuì." Disusulkan pula terjemahan bahasa Indonesianya: "Orang awam menunggu kesempatan; orang pintar meraih kesempatan; orang cerdik menciptakan kesempatan."

Wakil ketua umum Kadin Jawa Timur itu tampaknya terinspirasi oleh pepatah Tiongkok yang disadur dari kitab Jin Shu (晋书): "争分夺秒" (zhēng fēn duó miǎo). Yang artinya: tidak menyia-nyiakan sedetikpun waktu. Sebab, wejengan Tiongkok lainnya berujar, "一寸光阴一寸金,寸金难买寸光阴" (yī cùn guāng yīn yī cùn jīn, cùn jīn nán mǎi cùn guāng yīn): waktu sesaat bagaikan sepotong emas, tapi sepotong emas tidak bisa membeli waktu sesaat. Tak heran bila peribahasa Arab menegaskan, "Alwaktu atsmanu minad dzahab" (waktu lebih berharga daripada emas).

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Ketua Yayasan Masjid Cheng Hoo Abdullah Nurawi: Bai Ren Cheng Jin

Repotnya, tak sedikit warga negara +62 yang mengaku tidak sempat atau bahkan tidak punya waktu untuk mengerjakan sesuatu. Menariknya, di YouTube dulu sempat viral konten seseorang yang "2 jam nggak ngapa-ngapain". Berarti, kita sebenarnya punya cukup waktu, tapi mungkin tidak menggunakannya sebaik-baiknya sehingga tidak tercipta kesempatan. Makanya, Tritan mengajak, "Mari kita semua belajar menciptakan kesempatan."

Tentu, untuk menciptakan kesempatan/peluang, diperlukan kecerdasan. Sedangkan kecerdasan, didapatkan dari pendidikan dan pengalaman.

Soal pendidikan dan pengalaman, Tritan alias Chen Zaili 陈再立 tak usah ditanya. Ia lulusan S-1 teknik industri dan S-2 hukum dari Universitas Pelita Harapan. Sempat menempuh pendidikan bahasa Mandarin di Beijing Polytechnic University dan Tsinghua University, Tiongkok. Menjadi direktur dan komisaris di banyak perusahaan dengan bidang usaha berbeda-beda: dari IT, properti, hingga sanitasi.

Fokus kerja Tritan pun tidak melulu di kota, melainkan meluas sampai ke pelosok. Belum lama ini, ia mendirikan PT Pasar Antardesa Indonesia dan menjadi CEO-nya. "Desa itu penggerak utama ekonomi kita. Namun, masalah terbesar masyarakat desa adalah mereka menjual produk dengan harga murah tetapi membeli barang kebutuhan sehari-harinya dengan harga mahal," ujar Tritan, menyayangkan. 

Dari situ, Tritan tergerak untuk mencarikan solusi yang bisa memperpendek jalur distribusi produk masyarakat desa. Supaya kemudahan dalam berekonomi bisa dinikmati semua. Syukur-syukur, seperti dicita-citakan Deng Xiaoping, kita bisa "共同富裕" (gòngtóng fùyù): kaya bersama-sama. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: