Mijn Roots Mencari Orang Tua Kandung: I Feel Home di Kampung Arab Ampel (8)

Mijn Roots Mencari Orang Tua Kandung: I Feel Home di Kampung Arab Ampel (8)

Bob Schellens membeli kurma di dekat Masjid Sunan Ampel, Jumat, 5 Agustus 2022.-Salman Muhiddin/Harian Disway-

Suf okay

Bob memang lahir di Surabaya. Dokumen kelahirannya cocok dengan daftar buku bayi yang dilahirkan di RSUD dr Soetomo. Cuma, wajahnya tampak tidak seperti orang Jawa atau suku asli Indonesia. Paras Bob lebih mengarah ke etnis Arab. Kami pun mengajaknya ke makam Sunan Ampel. 

Rambut Bob keriting seperti striker Liverpool Mo Salah. Kumis dan jenggotnya tebal. Pun demikian dengan alisnya. Anda sudah tahu, orang-orang Surabaya mana yang punya paras seperti itu?

Kampung Arab Sunan Ampel. Inilah salah satu kampung Arab terbesar di Indonesia. Etnis Arab menyumbang 2,04 persen populasi Surabaya. Mayoritas bermukim di Kampung Arab, Kelurahan Ampel, Kecamatan Semampir.

Kami berangkat dari Disway News House seusai Isya. Bob memakai kemeja batik ungu, celana jins pendek, dan sandal jepit. Tas kulit hijaunya berisi kamera dan semua peralatan untuk proyek video dokumenter: Mencari Orang Tua Kandung.

Begitu sampai di tempat parkir Ampel, Bob sadar. Ia memakai celana pendek. Ia tahu harus menutup auratnya untuk menghormati para peziarah dan pengurus Ampel.

Kami tanya ke petugas parkir. Rupanya orang dengan celana pendek memang tak diperkenankan masuk.

Di belakang tukang parkir itu terdapat tali jemuran berisi baju dan kain sarung. Kami meminta izin untuk meminjam sarung hijau yang ada di sana. ”Enggak papa, tah?” kata tukang parkir itu.

Ia mau saja meminjamkan sarung itu. Namun, kondisinya sudah sangat buluk karena sarung itu tidak dipakai untuk ibadah. Petugas jaga memakainya untuk selimut tidur. Bob tidak mempermasalahkannya. Mending pakai sarung itu daripada tidak bisa masuk.

Bob memasang sendiri sarung itu sambil meminta untuk direkam. Petugas parkir tertawa. Mungkin dalam hati ia bilang begini: Oyik (sebutan orang Arab di Ampel), kok enggak bisa pakai sarung.

Saya tak bisa membantunya karena ada kamera di tangan. Karena Bob kebingungan, saya meminta tukang parkir itu untuk membantunya. Rupanya, anak adopsi yang tinggal di Eindhoven, Belanda, itu baru tahu bahwa sarung ada lubangnya.  

Bob agak kesulitan berjalan. Tapi, ya sudahlah. Yang penting, bisa masuk ke area makam.

Sumber: