Mijn Roots Mencari Orang Tua Kandung: Buku Tua Itu Masih Tersimpan (11)

Salah seorang perawat tersentuh hatinya, ia menawarkan bantuan untuk mengantar kami ke ruang bersalin. Kami kembali berjalan melewati lorong dengan cahaya yang mulai redup. Banyak lampu dimatikan karena kami datang terlalu sore. 

Setelah berjalan lumayan jauh, kami akhirnya sampai. Bob tidak asing dengan ruang itu karena memang sudah ke sana. Suster masuk dan kami menunggu di dekat pintu.

Perawat itu berusaha membantu mencari petugas yang berjaga di ruang bersalin. Sayangnya, keberuntungan sedang tidak berpihak kepada kami. Tidak ada satu pun petugas yang berjaga sore itu.

Akhirnya, perawat tersebut menyarankan kami untuk datang lagi di pagi hari. Tiga pekan kemudian, setelah tes DNA di rumah Meri Suhadak, kami ke RSUD dr Soetomo.

Kali ini kami datang siang. Ternyata benar, rumah sakit lebih ramai dengan banyak tenaga kesehatan berlalu lalang di sepanjang lorong. 

Lorong menunju ruang bersalin RSUD Soetomo.-Abimanyu Ardiansyah/Harian Disway-

Kali ini kami tidak tersesat. Setelah masuk lobi, kami langsung menuju sebuah ruang bercat hijau dengan gambar ibu dan anak di sudutnya. Ruang Merpati namanya.

Kami langsung berusaha bertanya kepada perawat di dalam, ada seseorang petugas rekam medik menghampiri kami sembari bertanya, ”Ada yang bisa dibantu?” Kembali saya berusaha menjelaskan alasan Bob mengunjungi ruang bersalin. 

Setelah menangkap cerita saya, petugas itu menanggapi dengan antusias. ”Dulu juga pernah ada laki-laki dari Belanda yang mencari ibu kandungnya, kalau gak salah tahun 2017. Ia ke sini untuk melihat arsip data kelahiran di dr Soetomo,” ujar Dewi Indira. 

Bob juga mengingat wajah Dewi. Ia membuka arsip fotonya di Instagram dan menunjukkan postingan saat ia foto bersama perawat-perawat di ruang bersalin. Kebetulan, petugas yang ia temui hari ini adalah petugas yang sama. 

Bob bertemu lagi dengan perawat rekam medik RSUD dr Soetomo Dewi Indira yang ia temui lima tahun silam.-Abimanyu Ardiansyah/Harian Disway-

Mengetahui bahwa Bob adalah orang yang pernah dia temui dulu, petugas rekam medik yang bernama Dewi Indra itu makin antusias membantu Bob. Kami diajak masuk ke ruang inventaris dokumen dari ruang bersalin. Terlihat tumpukan buku berisi dokumen kelahiran masih terjaga dengan rapi di dalam lemari besi. ”Ini mau lihat dokumen tahun berapa, ya?” tanya Dewi.

”Tahun 1981,” jawab Bob dengan semangat. Satu per satu buku berwarna hijau tua yang sudah kecokelatan dikeluarkan dari lemari. Petugas akhirnya menemukan buku yang dicari.

Perawat itu bertanya, apakah benar alamatnya dulu di Kapas Krampung? ”Benar sekali,” jawab Bob dengan lantang. 

Setelah menemukan nama ibunya dalam daftar ibu yang melahirkan pada 1981, Bob langsung mengecek keabsahan data di buku itu dengan data dalam dokumen adopsinya.

Sumber: