First Impression: House of the Dragon, Reuni yang Mengharukan
MOMENTUM PENTING dalam episode pertama House of the Dragon ditampilkan lewat interaksi Viserys I (Paddy Considine, kiri), dan putrinya, Rhaenyra Targaryen (Millie Alcock). -Ollie Upton-HBO-
PROYEK prekuel Game of Thrones melalui liku-liku panjang sebelum akhirnya terwujud. Setelah Game of Thrones tamat pada Juni 2019, tim kreator mengajukan lima konsep kepada HBO. Yang disetujui kali pertama adalah The Long Night. Berlatar ribuan tahun sebelum Seven Kingdoms berdiri. Waktu dunia masih dikuasai para raksasa dan Children of the Forest.
Pemain sudah dipilih, pilot sudah digarap. Namun, proyek itu dipetieskan oleh para eksekutif HBO. Kemungkinan, alasannya adalah karena setting waktunya terlalu lama. Kurang terkait langsung dengan kejadian di delapan musim Game of Thrones. Padahal, antusiasme penonton harus dijaga.
Maka, lahirlah House of the Dragon. Kejadiannya belum lama berlalu. Yakni dua abad sebelum Game of Thrones. Atau 172 tahun sebelum Daenerys Targaryen lahir. Ceritanya jelas lebih seru. Karena konfliknya adalah inti dari seluruh seri A Song of Ice and Fire karya George R.R Martin: perebutan kekuasaan.
Dan dalam episode pertama yang tayang pada Senin pagi, 22 Agustus 2022 lalu, kita langsung diingatkan. Mengapa kita jatuh cinta mati-matian pada Game of Thrones.
Seluruh kualitas terbaik Game of Thrones ada di situ. Intrik politik, karakter yang serba-abu-abu, pertarungan berdarah-darah (termasuk adegan operasi Caesar tanpa anestesi yang bikin mulas), adegan seks yang eksplisit, hingga naga-naga gagah, disajikan dalam porsi yang sangat tepat.
Konfliknya langsung tajam. Kita tidak diberi kesempatan untuk mengenal para karakternya. Mungkin, George RR Martin berasumsi, penonton sudah terbiasa dengan tokoh yang sangat banyak, dengan kepentingan yang berbeda-beda.
Dan memang sepanjang episode pertama, pengenalan karakter tidak terlalu penting. Konflik yang bergulir mulus membuat kita langsung terpaku pada jalinan cerita. Perseteruan yang muncul pada babak pembuka yang langsung menjadi dasar dari 10 episode House of the Dragon.
Keruwetan Klan Targaryen
INGIN memuaskan banyak pihak, Viserys Targaryen (Paddy Considine) justru disebut sebagai raja yang lemah. -Ollie Upton-HBO-
Sebagaimana judulnya, House of the Dragon berpusat pada dinasti Targaryen yang menguasai Seven Kingdoms. Sudah 100 tahun sejak Aegon menaklukkan Westeros. Tanah nan luas dan subur itu mencapai puncak kejayaan. Setidaknya sampai pemerintahan Raja Jaehaerys I. Sayangnya, dua putra raja itu meninggal mendahului ayah mereka.
Dalam suksesi, ada dua klaim yang paling kuat. Yakni, Pangeran Viserys (Paddy Considine) dan Putri Rhaenys (Eve Best). Keduanya adalah cucu Raja Jaehaerys. Sang raja memanggil seluruh lord penguasa wilayah. Lalu mengadakan voting. Rhaenys lebih tua daripada Viserys. Namun, karena dia perempuan, para lord memilih Viserys sebagai penerus Jaehaerys.
Cerita disampaikan lewat sudut pandang Rhaenyra Targaryen (Milly Alcock). Putri Viserys. Dia tumbuh sebagai anak tomboy yang manis. Sangat lincah, pintar, dan doyan menunggang naga. Masalah muncul ketika putra Viserys, yang dinanti-nanti selama belasan tahun, hanya berumur beberapa jam. Ia menyusul sang bunda, Aemma, yang meninggal secara tragis saat melahirkannya.
Benih-benih perebutan kekuasaan langsung membara. Yakni antara Rhaenyra, putri semata wayang Viserys I, dengan Daemon Targaryen (Matt Smith), adik Viserys satu-satunya.
Berkebalikan dengan sang kakak, Daemon adalah anak muda yang bengal dan kejam. Sebagai Master of Coin, ia terlalu boros. Sebagai Master of Law, ia terlalu liar. Sang raja akhirnya menunjuknya sebagai Komandan Garda Kota. Daemon yang memperkenalkan seragam jubah emas yang legendaris itu. Yang dipakai Janos Slynt dan Bronn di Game of Thrones.
Di bawah komandonya, Garda Kota menjadi pasukan yang sangat ditakuti. Ia menegakkan hukum dengan brutal. Para pencuri dipotong tangannya. Para pembunuh dipotong lehernya. Para pemerkosa dipotong penisnya. Level gory-nya sedikit mengingatkan kita pada kekejaman suku Dothraki.
DAEMON TARGARYEN (diperankan Matt Smith), adik Raja Viserys yang congkak dan kejam bakal menjadi kunci perebutan takhta besi di masa depan.-Ollie Upton-HBO-
Kehadiran Otto Hightower (Rhys Ifans), tangan kanan Raja, menambah sengit persaingan. Ia meng-highlight kekejaman Daemon di depan sang kakak. Dan mengutarakan kekhawatiran jika Daemon menjadi penerus Viserys. Ia juga mengajukan putrinya sendiri untuk diperistri Viserys. Ambisi kekuasaan yang besar dari posisi sestrategis Otto Hightower berpotensi menciptakan konflik yang sangat besar pula.
Dan begitulah House of the Dragon dimulai. Di tengah masa duka, Viserys harus memilih siapa yang bakal menjadi suksesornya. Antara putri—yang seorang perempuan—atau adik yang begitu sulit dikendalikan.
Ramalan yang Jadi Kenyataan
Fans setia Game of Thrones maupun penonton baru, punya yang sama setelah menyaksikan episode pertama House of the Dragon. Serial ini superseru, tapi juga sangat enjoyable.
Segala unsur yang bikin kita jatuh cinta pada serial pendahulunya—intrik politik, seks, dan adegan aksi, tersedia lengkap. Apalagi, George R.R Martin berjanji bahwa cerita House of the Dragon akan lebih terarah daripada Game of Thrones. Sebab, ia terlibat langsung dalam pembuatannya.
PERSAHABATAN antara Rhaenyra Targaryen (Millie Alcock, kiri) dan Alicent Hightower (Emily Carey) berkembang menjadi hubungan yang tak terbayangkan gara-gara ambisi kekuasaan. -Ollie Upton-HBO-
Dari sini, kerinduan kita pada tokoh-tokoh Game of Thrones juga terobati. Beberapa nama leluhur tokoh-tokoh yang kita kenal baik sempat disebut. Ratu Aemma adalah anggota klan Arryn. Ksatria Baratheon muncul di turnamen perang. Dan Rickon Stark—kakek buyut Ned Stark—muncul di penobatan putri mahkota. Kemunculan mereka bikin hati mencelos. Terharu rasanya. Seperti bertemu dengan kawan lama.
Mungkin, yang secara eksplisit menyambungkan House of the Dragon dengan Game of Thrones adalah mimpi (atau ramalan) Aegon Targaryen. Yang diceritakan kepada putrinya, Rhaenyra, di depan tengkorak naga raksasa Balerion the Dread.
Bahwa di masa depan, akan ada mahkluk gaib, berasal dari utara yang sangat jauh. Ia membawa musim dingin dahsyat, yang bisa menghancurkan umat manusia. Dan bila itu terjadi, hanya Targaryen dengan naganya lah yang harus berdiri di antara dua dunia. Dan menyelamatkan manusia. Mimpi itu menjadi rahasia yang diturunkan dari generasi ke generasi Targaryen.
Muncul banyak teori tentang ramalan Aegon. Yang diprediksi bakal menentukan arah House of the Dragon. Namun, itu nanti saja kita bahas. Untuk sementara, mari kita nikmati saja reuni indah dan mengharukan dengan jagat Seven Kingdoms. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: