Manchester City Kini Pede Taklukkan Dunia

Manchester City Kini Pede Taklukkan Dunia

Erling Haaland, Manchester [email protected]

MANCHESTER, HARIAN DISWAY - BANYAK yang tak tahu, Manajer Manchester City Pep Guardiola selalu stres bila berhadapan dengan Crystal Palace. Trauma. Jelas. Palace selalu jadi batu sandungan dalam lima musim terakhir. Hal yang sama nyaris saja terjadi Minggu (28/8). City langsung tertinggal 0-2 di babak pertama.

Bayang-bayang kegagalan pun kembali menggelayut. Namun, City kini sudah berubah. City yang biasanya bermain dengan false nine kini sudah punya predator kotak penalti. Erling Haaland

Striker Norwegia yang dibeli seharga GBP 51 juta dari Borussia Dortmund itu menunjukkan eksistensinya. Setelah gol Bernardo Silva pada menit ke-53, Haaland kemudian menunjukkan kelasnya. Tidak cuma satu. Hat-trick. Tepatnya pada menit ke-62, 70’, dan 81’. 

Crystal Palace di babak pertama sepertinya ditakdirkan untuk memperpanjang penghitungan poin mereka di Etihad selama lima musim terakhir menjadi 10. Dua gol di babak pertama menunjukkan itu. Manajer Patrick Vieira seperti menunjukkan trik yang sama dengan laga musim lalu. 

Situasi perlahan-lahan mulai berubah  pada menit ke-62. Sundulan Haaland ke pojok kiri gawang Palace membuat laga kembali netral. Skor imbang 2-2. Guardiola yang tampak emosional sempat menggedor-gedor dada sang striker karena golnya itu. Tepuk tangan meriah membahana dari seantero stadion karena gol itu. 

Setelah itu, Haaland pun sulit ditahan. Ia menciptakan hat-trick hanya dengan 18 sentuhan. ”Permainan sempat memasuki masa-masa sulit saat lawan unggul dua gol. Ini sore yang canggung. Tetapi, untuk itulah saya berada di sini. Mencetak sebanyak-banyaknya gol,” ucap eks striker Borussia Dortmund itu.

Masih teringat jelas momen terakhir melawan Crystal Palace pada Oktober tahun lalu. Kala itu City kalah 0-2 di kandang. Guardiola hanya bisa menonton sambil membungkuk ketika mereka terpaksa meluncurkan umpan silang ke dalam kotak penalti. 

City berharap ada gelandang lain yang masuk untuk menerima umpan itu. Namun, kala itu gelandang City seperti kehabisan ide. Bahkan, seperti kelelahan bergerak. City tidak punya sosok andal di kotak penalti. Itulah imbas false nine.  

Gol pertama Haaland –berupa sebuah sundulan setelah umpan silang Phil Foden ke area yang bagus bagi seorang pencetak gol untuk menyerang– memberikan bukti yang jelas bahwa inilah yang hilang dari City.

Tidak ada yang berdiri di tempat itu musim lalu. Sekalipun demikian, tidak ada yang akan memeriksa lari mereka untuk bereaksi terhadap fase permainan yang berbeda seperti yang dilakukan Haaland. Ia merekayasa sudut bidikannya untuk menghasilkan kekuatan pada sundulan.

Guardiola tahu itu. Sebab itulah, City menghabiskan dua tahun terakhir untuk mencoba merekrut pengganti Sergio Aguero. Beroperasi dengan false nine atau gelandang di depan bukanlah pilihan. ”Kami benar-benar jatuh cinta kepadanya. Bukan hanya golnya, tapi betapa bahagianya Haaland. Saya melihat perilaku dan bahasa tubuhnya. Ia benar-benar senang,” sebut Guardiola seperti dikutip The Times. 

Guardiola sendiri terkejut. Ia tidak menyangka Haaland langsung on fire dengan tim barunya. Bayangkan, Haaland sudah mengemas enam gol. Itu hanya dalam empat penampilan. Artinya, satu gol untuk setiap 54 menit.

Haaland membuat penjagaan khusus bek Palace Joel Ward sia-sia. Ia tiga kali mengelabui Joel yang hanya bisa geleng-geleng kepala sebagai ungkapan penyesalan. 

Kini City sudah lebih percaya diri. Tugas para gelandang pun menjadi jauh lebih ringan. Konsep false nine yang menuntut pergerakan lebih gelandangnya kini sudah lebih ringan dengan kehadiran sosok Haaland di kotak penalti. City kini hanya membutuhkan lebih banyak kohesi sebagai sebuah tim. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: