Cheng Yu Pilihan Pemilik Igor's Pastry & Cafe Innico Sjahandi: Qian Ke Tong Shen

Cheng Yu Pilihan Pemilik Igor's Pastry & Cafe Innico Sjahandi: Qian Ke Tong Shen

Cheng Yu Innico Sjahandi--

INNICO Sjahandi selalu ingat dan camkan betul apa yang sering dikatakan oleh orang tuanya, "钱不是万能,但是没有钱万万不能" (qián bù shì wàn néng, dàn shì méi yǒu qián wàn wàn bù néng). Yang artinya: uang memang bukan segalanya, tapi kalau tidak punya uang, segalanya tidak akan bisa. 

Itu adalah pelesetan dari pernyataan Perdana Menteri Dinasti Tang Zhang Yanshang 张延赏 (727–787): "钱至十万﹐可通神矣,无不可回之事" (qián zhì shí wàn, kě tōng shén yǐ, wú bù kě huí zhī shì). Yang termaktub dalam antologi cerita mini Youxian Guchui 幽闲鼓吹 (Nyanyian Sunyi) karya Zhang Gu 张固, prosais dinasti Tang yang—seperti judul bukunya—namanya cuma sayup-sayup terdengar dalam kesusastraan Tiongkok.

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Business Development Director Kayoene Kwee Yen Luk: Jian Qiang Bu Qu

Terjemahan bebasnya kira-kira: "Jika duitmu triliunan, dewa pun bisa kau taklukkan, maka tak bakal ada sesuatu yang tak bisa kau lakukan."

Kemudian, petuah Zhang Yanshang tersebut dikristalkan lagi menjadi, "钱可通神" (qián kě tōng shén): dengan uang, dewa pun bisa diajak bincang-bincang.

Tentu, dengan kesuksesannya, Igo –demikian Innico Sjahandi biasa disapa– sudah bisa meraih semua. Ia termasuk orang yang mendapatkan rezeki nomplok dari hobinya, dari passion-nya. Bersama istrinya, Ratna Kusumo, Igo mendirikan Igor's Pastry & Cafe.

Mulanya, setelah selesai kuliah di Sekolah Tinggi Perhotelan Bandung pada 1989, keduanya mendapat tawaran kerja di Hilton Hotel, London, sebagai koki profesional. Dari situ, Igo kemudian pindah ke Brasserie Lipp, Geneva. Lalu, pindah lagi ke Hyatt Hotel, Montreux. Sementara Ratna, pindah juga ke Movenpick Hotel, Zurich. Setelah itu mereka memperdalam ilmu perhotelan di Hotel Institute, Montreux.

Pengalaman panjang lebih dari 14 tahun di dunia perhotelan dan pastry bakery luar negeri, didukung pula dengan pengetahuan yang mumpuni, membuat Igo dan Ratna percaya diri membawa pengalamannya ke Indonesia. Mereka ingin menyajikan roti kelas dunia namun harga kaki lima. Sukses besar, ternyata. Outlet-nya kini menyebar di mana-mana. (*)

 

Sumber: