Gorby

Gorby

-Ilustrasi: Reza Alfian Maulana-Harian Disway-

TIDAK ada satu pun pemimpin komunis di dunia yang dicintai orang-orang Barat seperti Mikhail Gorbachev (1931–2022). Ia pemimpin terakhir Uni Soviet sebelum negara itu bubar pada 1991. 

Wajah dan penampilan Gorbachev sangat berbeda dengan para pemimpin Uni Soviet lain sejak era Stalin, Lenin, sampai era yang lebih modern seperti Nikita Khrushchev sampai Lionid Brezhnev. 

Mereka semua berwajah kaku tanpa senyum khas stereotipe orang komunis. Sementara itu, Gorbachev berwajah halus, murah senyum, dan tampilan khas priayi aristokrat Eropa.

Gorbachev meninggal dunia Selasa, 30 Agustus 2022, dalam usia 91 tahun. Ia menjadi pemimpin Uni Soviet yang paling populer sekaligus paling dicintai di Eropa. 

Gorbachev menjadi media darling dan dielu-elukan sebagai kampiun demokrasi dunia. Untuk jasanya itu, Gorbachev mendapatkan hadiah Nobel Perdamaian pada 1999. 

Tidak ada satu pun pemimpin Uni Soviet yang begitu disayang oleh publik Barat seperti Gorbachev. Saking sayangnya kepada Gorbachev, sampai dia mempunyai nama panggilan sayang ”Gorby”. 

Dalam tradisi Barat, menyebut nama belakang sebagai nama panggilan adalah wujud dari kedekatan dan keakraban serta kasih sayang. Nama Ferguson, misalnya, sering disebut sebagai ”Fergie”.

Bukan hanya Gorby yang populer di Barat. Istri Gorby, Raisa Gorbachev –meninggal dunia pada 1992– juga sangat populer di Barat. Wajahnyi cantik dan tampilannyi modis. 

Dia beda dengan istri para pemimpin negara komunis yang biasanya berpenampilan kaku dan wagu, Raisa sangat charming dan penuh senyum. Potongan rambutnyi yang pendek ”nge-bob” sangat populer di Barat dan sering disebut sebagai ”Raisa Look” atau gaya Raisa.

Gorby menjadi pahlawan demokrasi di Barat karena berani membuka dialog dengan Eropa dan Amerika Serikat untuk mengakhiri Perang Dingin yang berlangsung sejak selesai Perang Dunia II pada 1945. Setelah perang dunia selesai, para pemenang mengapling wilayah pampasan perang masing-masing. 

Rusia menguasai Eropa Timur dan membentuk Pakta Warsawa yang berisi negara-negara komunis dan sosialis. Amerika Serikat menguasai Eropa Barat dan membentuk NATO (North Atlantic Treaty Organization) alias Pakta Pertahanan Atlantik Utara.

Dua organisasi pertahanan besar itu menjadi musuh bebuyutan dalam memperebutkan dominasi dunia geopolitik internasional. Persaingan kekuasaan itu menyebar ke seluruh dunia dan menyebabkan dunia terbelah dalam dua polarisasi besar. Amerika Serikat dan Uni Soviet menjadi dua negara adidaya yang menjadi dua sumbu utama bipolarisme geopolitik internasional.

Uni Soviet merupakan gabungan dari negara-negara di kawasan Asia Tengah dan Kaukasia yang terbentuk dalam federasi pada 1965. Federasi negara sosialis itu terdiri atas 15 negara yang menyebar luas sepanjang 22,4 juta kilometer, dari Laut Baltik dan Laut Hitam hingga ke Samudra Pasifik.

Setelah Uni Soviet ambruk pada 1991, ke-15 negara itu sekarang menjadi negara-negara yang merdeka dan berdaulat, termasuk Ukraina yang sekarang berperang melawan Rusia berebut wilayah sisa-sisa peninggalan Uni Soviet. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: