Lie Detector Tersangka Pembunuh Yosua dalam Teori

Lie Detector Tersangka Pembunuh Yosua dalam Teori

-Ilustrasi: Reza Alfian Maulana-Harian Disway-

3) GKT (guilty knowledge test). Penguji memberikan pertanyaan-pertanyaan pilihan ganda (multiple choice) tentang berbagai fakta yang hanya diketahui penguji dan orang yang diuji. 

Semua pertanyaan di sesi itu adalah pertanyaan tentang kasus yang sedang diselidiki. Tidak ada tentang hal lain.

Penguji yang berhadapan dengan orang yang diuji mengamati langsung reaksi wajah dan gestur orang yang diuji. Penguji juga membandingkan amatan mata itu dengan jarum yang bergerak di layar monitor 

Respons-respons verbal orang yang diuji kemudian dibandingkan dengan respons-respons fisiologis di layar monitor. Penguji sudah punya parameter standar untuk membandingkan.

Kagak pakai lama, hasil tes lie detector langsung keluar. Hasilnya hanya dua: bohong atau jujur.  

Dipaparkan di situ, dengan kerumitan tes, maka hanya personel intelijen militer terlatih dan tangguh yang bisa memanipulasi lie detector. Tidak sembarang orang bisa memanipulasi.

Dengan catatan, jika personel penguji ahli, punya kapabilitas sebagai penguji. Dan, jujur. Kalau pengujinya tidak jujur atau tidak kapabel, hasilnya bisa beraneka ragam.

Di situ juga dipaparkan cara memanipulasi hasil lie detector oleh orang yang diuji. Berarti, orang yang diuji adalah personel intelijen militer terlatih. Atau, orang yang sepanjang hidupnya sudah biasa berbohong.

Caranya disebutkan: Di tahap CQT, orang yang diuji menjawab jujur. Pertanyaan sepele-sepele itu dijawab: ”Ya”.

Tapi, harus memanipulasi perasaan dan pikiran seolah-olah tertekan. Membayangkan sesuatu yang menekan psikologis. Bisa dibantu dengan alat, misalnya, menyisipkan batu kerikil dalam sepatu. Lantas, sebelum menjawab pertanyaan, ia menekan kaki menginjak kerikil dalam sepatu. Menghasilkan perasaan tertekan.

Umumnya, orang yang diuji harus melepaskan sepatu. Juga, diperiksa seluruh tubuh, bersih dari peralatan semacam itu.

Jika begitu, ia bisa menggigit lidah. Sampai luka. Barulah kemudian menjawab. Maka, jawabannya dalam perasaan tertekan. Terpantau pada jarum monitor. Bergerak meloncat.

Tujuan manipulasi di tahap CQT adalah untuk tahap berikutnya, DLT. Juga pada tahap berikutnya lagi, GKT.

Gampangnya, pada pertanyaan sepele (dan dijawab jujur) orang yang diuji sudah merasa tertekan. Kemudian, ketika ia bohong pada pertanyaan tahap inti, juga merasa tertekan. 

Jarum di monitor menunjukkan gerak yang mirip (meloncat), antara jawaban jujur dan jawaban bohong. Dengan kata lain, loncatan jarum pada dua tahap pertanyaan mirip. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: