Lie Detector Tersangka Pembunuh Yosua dalam Teori

Lie Detector Tersangka Pembunuh Yosua dalam Teori

-Ilustrasi: Reza Alfian Maulana-Harian Disway-

Tapi, apalah arti tes kebohongan? Di kasus kopi sianida, 6 Januari 2016, Wayan Mirna Salihin tewas setelah minum kopi berisi racun sianida. Terdakwanya Jessica Kumala Wongso.

Jessica sudah dites kebohongan. Hasilnya: Jujur. Ternyata, 27 Oktober 2016, majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta memutuskan, Jessica terbukti membunuh Mirna. Divonis hukuman 20 tahun penjara. Kini mendekam di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur.

Akurasi lie detector juga diragukan Irjen (purn) Aryanto Sutadi (staf ahli Kapolri). Aryanto juga merujuk kasus Jessica Wongso.

Menurutnya, orang yang sudah mahir atau pandai berbohong akan dengan mudah mengelabui lie detector.

Aryanto: ”Itu (kasus Jessica) contoh kalau lie detector tidak berguna untuk yang sudah terbiasa bohong.”

Tapi, beda negara beda pandangan dalam penggunaan lie detector. Di Amerika Serikat (AS), lie detector digunakan hingga kini. Dinilai tetap efektif.

Dikutip dari USNews, 25 September 2012, lie detector awalnya digunakan NSA (National Security Agency), agen kriptografi pemerintah AS. Didirikan Presiden AS Harry S. Truman, 4 November 1952. 

Personel NSA bertugas mengumpulkan dan menganalisis komunikasi negara lain serta melindungi informasi milik AS. Kemudian, lie detector juga digunakan CIA (Central Intelligence Agency).

Intinya, awalnya digunakan untuk informasi intelijen negara. Jelasnya, untuk memeriksa intel asing yang tertangkap, juga intel AS sendiri yang diduga menjual informasi ke musuh.

Dikutip dari naskah bertajuk ”Taking the Mystery Out of the Polygraph Test”, dijelaskan, ada tiga jenis tes standar lie detector. Diterapkan secara berurutan. Berikut ini:

1) CQT (control question test). Isinya, penguji mengajukan pertanyaan kendali (control question) terhadap orang yang dites. Pertanyaan sepele-sepele. Jawabannya cuma ”ya” atau ”tidak”.

Misalnya, ”Apakah Anda pernah berbohong kepada orang tua Anda?”

Atau, ”Pernahkah Anda meminjam atau mengambil suatu benda tanpa izin?”

2) DLT (directed lie test). Penguji menganjurkan agar orang yang diuji berbohong dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan. Dari jawaban bohong itu, penguji mengamati hasilnya. 

Hasilnya muncul dari perubahan denyut nadi, tarikan napas, kadar emosi, orang yang diuji. Hasil itu diamati penguji pada jarum yang bergerak di layar monitor komputer, yang terhubung dengan kabel-kabel di tubuh orang yang diuji. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: