Ketika Prof Shibata dari Jepang ke Kampung Oase Ondomohen

Ketika Prof Shibata dari Jepang ke Kampung Oase Ondomohen

Prof Shibata bermincang dengan warga Kampung Oase Ondomohen.-Aisyah Amira Wakang/Harian Disway-

“Saran saya, satu kampung tidak perlu banyak-banyak produk. tapi fokus di satu dan jos. Karena memperjuangkan satu UMKM itu sangat berat. Mungkin marketing yang perlu dikuatkan dengan branding. Satu atau dua produk dulu aja sebagai gerbang orang tahu dulu,” jelas Amin.

Suasana hangat itu pun diiringi dengan celetukan Shibata saat mencicipi minuman pokak yang telah disediakan.

“We also have this ini Japan. I don't know how to say in english. But in Japan we call it Hiyashiame (Kami juga punya minuman ini di Jepan. Saya tidak tahu bahasa Inggrisnya. Tapi, di Jepang, kami menyebutnya Hiyashiame,Red),” ujar Shibata.

Bagi warga, kunjungan ini memberikan motivasi bagi mereka untuk terus berkembang.

“Suatu motivasi ya, kita tidak menyangka sih, walaupun kita juga pernah kedatangan tamu dari Taiwan. Harapan kita ke depannya, ya lebih mengembangkan lagi supaya tamu-tamu tidak hanya dari Taiwan atau Jepang aja yang mengunjungi, mungkin ada yang dari lainnya,” terang Endang.

Dirinya juga mengaku bahwa sebelum pandemi, kunjungan dari luar pulau seperti Papua dan Maluku sudah pernah mereka alami. Bahkan bisa sampai tiga kali kunjungan dalam seminggu. Mereka berharap, dengan adanya kegiatan ini dapat meningkatkan ekonomi warga.

“Kita paketkan untuk pelatihan, seperti sovenir atau menu makan siang kita ambil dari UMKM. Sehingga masyarakat juga menerima manfaatnya, itukan untuk kembali ke warga, terutama meningkatkan ekonominya,” ungkap Endang. 

Selain meningkatkan ekonomi, tujuan dari kampung ini dapat menjadi tempat berkumpulnya masyarakat untuk saling berbagi dan belajar dari segala hal yang bermanfaat.

“Terutama edukasi tentang lingkungannya, mereka nggak kepikir ya, maksudnya kayak selokan ini kan kita kayak salah satu bentuk inovasi dari warga karena (kekurangan) lahan. Kalau mungkin misalkan di daerah itu luas ya. Tapi kalau yang seperti ini kan aneh,” pungkas Endang.

Kegiatan kunjungan itu pun diakhiri dengan foto bareng, sebelum Shibata dan Iman melanjutkan aktivitas berikutnya.

Selain Kampung Sayur Oase Ondomohen ada juga Kampung Sayur Songo Simomulyo Baru. Mereka mendapat pendampingan dari  DPD  PERBANUSA ( Perkumpulan Pengelola Sampah & Bank Sampah Nusantara) Jatim. "Sedangkan untuk pengelolaan dan promosi wisata edukasi juga berkolaborasi dgn IFTA Jelajah Indonesia atau Indonesian Fighter Tourism Assosiation ujar Adi Candra Ketua DPD PERBANUSA Jatim.

Adi yang juga menjabat Ketua Bidang Pemberdayaan Masyarakat DPP IFTA Jelajah Indonesia mengatkaan pendampingan Program Smart Urban Farming berbasis IoT ( Internet of Think ) juga dikerjasamakan dengan  Kampus IT Telkom Surabaya. (Aisyah Amira Wakang)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: