Kontingen DKI Jakarta di Kejurnas Wushu Piala Presiden 2022

Kontingen DKI Jakarta di Kejurnas Wushu Piala Presiden 2022

Sasky sedang berlatih jurus "Golok Kupu-Kupu"-Julian Romadhon-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Kontingen DKI Jakarta punya banyak atlet-atlet yang langganan juara. Atlet dari ibu kota itu menjadi pesain ketat Jatim yang menjadi tuan rumah Kejurnas Wushu Piala Presiden 2022 di Graha Unesa.

--

Sehari jelang Kejuaraan Nasional Wushu Piala Presiden, pada 17 September 2022, tampak beberapa atlet berlatih dengan serius di ruang aula Graha Unesa. Salah satunya adalah kontingen dari DKI Jakarta. Mereka melatih jurus-jurus Wushu dengan berbagai senjata dan teknik.

Tatapan tajam, fokus, tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Lengannya menghantam sudut-sudut kayu pada wooden dummy atau Mok Yan Jong. Berputar, menekuk, mengambil posisi dan menyusup di sela-selanya. Sekali dua kali membenturkan kedua telapak tangan pada ujung atas Mok Yan Jong tersebut. Seperti menghantam kepala seseorang.

Muhammad Rifki, kontingen wushu dari DKI Jakarta tampak tekun dan serius berlatih. Boneka kayu Mok Yan Jong menjadi sasaran pukulan-pukulannya. Sesekali ia berhenti, kemudian berdiri sembari mengusap kening. "Deg-degan rasanya. Besok saya menjalani kompetisi traditional wushu, atau kungfu wushu," ungkapnya. 

Ia memang tampak sedikit nervous. Pelatih, atau shi fu, menyemangati Rifki dan anak didik yang lain. "Beberapa memang ada yang gugup. Perasaan itu harus dilawan. Harus yakin dalam menjalani pertandingan," ungkap Ming Yeoh, salah satu shi fu kontingen DKI Jakarta. 

Namun secara keseluruhan semua kontingen wushu DKI Jakarta berada dalam kondisi prima. "Fisik dan stamina para atlet sangat baik dan sehat. Saya yakin mereka mampu bertanding," ungkap pria 40 tahun itu. Hanya, perlu dilatih soal timing dan kerapian gerakan.

Seperti proses latihan Sasky Aisyahwara. Dia memperlihatkan jurus Bart Cham Dao atau Golok Kupu-kupu. Dalam beberapa gerakan yang tegas dan patah-patah, shi fu Ming melihat gerakan yang kurang maksimal. "Jangan terburu-buru, Sasky. Perhatikan posisi telapak tanganmu!," ujarnya ketika Sasky merekatkan dua telapak tangan bagian bawahnya. Posisi golok berada di atas dan bawah.

Jurus Bart Cham Dao harus rampung selama dua menit. Sedangkan Sasky menyelesaikannya dalam 1 menit 57 detik. "Timing, Sasky! Kamu kurang tiga detik saja!," teriak Ming. Sasky pun mengulangi gerakan itu lagi. 

Jelang bertanding, remaja 19 tahun itu dirasa perlu merapikan gerak dan timing-nya. Tahun ini dia mengikuti kompetisi kungfu wushu, setelah beberapa tahun berkecimpung di lao tu wushu. "Dulu, saat di lao tu saya pernah cedera ligamen cukup parah. Maka harus mengurangi gerakan-gerakan akrobatik. Jadi saya tahun ini ikut kungfu wushu," ungkapnya.

Saat berkompetisi lao tu wushu, dia pernah meraih sejumlah prestasi. Seperti juara 1 kompetisi nasional wushu di Jakarta, tahun 2018, serta juara 1 kompetisi wushu internasional di Hongkong, pada 2017. "Dalam piala presiden ini saya tak sabar. Di pikiran saya rasanya hanya ingin menang, menang dan menang," pungkasnya. Kemudian tersenyum. Dia tampak bersemangat. (Guruh Dimas Nugraha)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: