Kontingen DKI Sangat Serius Coba Lapangan

Kontingen DKI Sangat Serius Coba Lapangan

Muhammad Rifki berlatih dengan wooden dummy di Graha Unesa.-Guruh Dimas Nugraha-Harian Disway-

SURABAYA-HARIAN DISWAY – Pemandangan ini terlihat di Graha Unesa pada Sabtu, 17 September 2022. Beberapa atlet terlihat berlatih dengan serius di aula Graha Unesa. Salah satunya adalah kontingen DKI Jakarta yang melatih jurus-jurus Kung Fu dengan berbagai senjata dan teknik.

Lihatlah ini: tatapan tajam, fokus, tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Lengannya menghantam sudut-sudut kayu pada wooden dummy atau Mok Yan Jong. Berputar, menekuk, mengambil posisi dan menyusup ke sela-selanya. Sekali dua kali membenturkan kedua telapak tangan pada ujung atas Mok Yan Jong tersebut. Seperti menghantam kepala seseorang.

Muhammad Rifki, atlet DKI Jakarta itu, tampak tekun dan serius berlatih. Boneka kayu Mok Yan Jong menjadi sasaran pukulan-pukulannya. Sesekali ia berhenti, kemudian berdiri sembari mengusap kening. "Deg-degan rasanya. Besok saya menjalani kompetisi traditional wushu, atau Kung Fu wushu," ungkapnya.

Ia memang tampak sedikit nervous. Pelatih, atau shifu, menyemangati Rifki dan anak didik yang lain. "Beberapa memang ada yang gugup. Perasaan itu harus dilawan. Harus yakin dalam menjalani pertandingan," ungkap Ming Yeoh, salah seorang shifu kontingen DKI Jakarta.

Namun secara keseluruhan semua kontingen wushu DKI Jakarta berada dalam kondisi prima. "Fisik dan stamina para atlet sangat baik dan sehat. Saya yakin mereka mampu bertanding," ungkap pria 40 tahun itu. Hanya, perlu dilatih soal timing dan kerapian gerakan.

Seperti proses latihan Sasky Aisyahwara. Dia memperlihatkan jurus Bart Cham Dao atau Golok Kupu-kupu. Dalam beberapa gerakan yang tegas dan patah-patah, shifu Ming melihat gerak yang kurang maksimal. "Jangan terburu-buru, Sasky. Perhatikan posisi telapak tanganmu!" ujarnya ketika Sasky merekatkan dua telapak tangan bagian bawahnya. Posisi golok berada di atas dan bawah.

Jurus Bart Cham Dao harus rampung selama dua menit. Sedangkan Sasky baru menyelesaikannya dalam 1 menit 57 detik. "Timing, Sasky. Kamu kurang tiga detik saja!" teriak Ming. Sasky pun mengulangi gerakan itu lagi.

Sasky Aisyahwara menjajal lapangan di Graha Unesa.-Guruh Dimas Nugraha-Harian Disway-

Jelang bertanding, remaja 19 tahun itu dirasa perlu merapikan gerak dan timing tersebut. Tahun ini dia mengikuti kompetisi Kung Fu, setelah beberapa tahun berkecimpung di taulo. "Dulu, saat di Taolu saya pernah cedera ligamen cukup parah. Maka harus mengurangi gerakan-gerakan akrobatik. Jadi saya tahun ini ikut Kung Fu," ungkapnya.

Saat berkompetisi Taolu, Sasky pernah meraih sejumlah prestasi. Seperti juara 1 kompetisi nasional wushu di Jakarta pada 2018. Atau juara 1 kompetisi wushu internasional di Hongkong pada 2017. "Dalam piala presiden ini saya tak sabar. Di pikiran saya rasanya hanya ingin menang, menang dan menang," pungkasnya. Kemudian tersenyum. Dia tampak bersemangat. (Guruh Dimas Nugraha)

Sumber: