Gogi Nebulana dan Emas Pertama di Kejuaraan Dunia: Jalan Lain Menuju Beijing (2)

Gogi Nebulana dan Emas Pertama di Kejuaraan Dunia: Jalan Lain Menuju Beijing (2)

Gogi Nebulana saat hadir di Kejurnas Wushu Piala Presiden 2022 di Graha Unesa Surabaya, -Alva Reza/Harian Disway-

Kuota atlet untuk Kejuaraan Dunia Wushu di Beijing bukan untuk Gogi Nebulana. Namanya tak masuk ke perwakilan Indonesia meski ia langganan emas di kejurnas. Gogi mencari cara lain untuk tetap ikut Kejuaraan Dunia itu. Tak ada yang menyangka ia berhasil mengukir sejarah: juara dunia wushu pertama Indonesia.

--

Sebelum Gogi, Cabor Wushu Indonesia sebenarnya sudah pernah meraih prestasi di panggung Dunia. Saat itu atlet asal Medan, Jainab, berhasil menorehkan medali di Kejuaraan Dunia 1995 di Baltimore, Amerika Serikat (AS). Namun capaiannya baru medali perak.

Jainab kembali menorehkan prestasi di kancah internasional tiga tahun setelah medali perak itu. Kali ini ia meraih perunggu dalam pesta olahraga Asian Games 1998 di Bangkok, Thailand. 

Prestasi Jainab cukup membanggakan Tanah Air pada masa itu. Mengingat lawan yang dihadapi adalah atlet asal Tiongkok. Kala itu wushu belum populer di bumi Nusantara.

Gogi menyusul 9 tahun kemudian. Tepatnya pada 2007 dalam turnamen World Wushu Championship di Beijing, Tiongkok. Turnamen itu digelar untuk kali kesembilan.


Penyematan medali emas untuk Gogi Nebulana di kejuaraan dunia.-Dok Pribadi-

“Saya sebenarnya tidak dicalonkan untuk berangkat ke Beijing,” ungkap Gogi sembari tersenyum. “Saya mengajukan diri sendiri untuk dicalonkan,” lanjutnya.

Gogi menjelaskan, saat itu dirinya sama sekali tak dilirik oleh PBWI. Padahal, ia telah berkali-kali meraih medali emas di Kejurnas.

Hal itu pun tampaknya membuat dirinya mulai berspekulasi. Ia mulai menduga, pimpinan PBWI pada saat itu cenderung memihak atlet yang berasal dari daerahnya. 

“Waktu itu atlet yang dicalonkan malah yang secara nasional prestasinya berada di bawah saya. Mungkin karena atlet itu asalnya dari daerahnya,” ujar Sarjana Desain Universitas Binus itu. 

“Tapi kan memang enggak ada yang sempurna, ya. Termasuk juga PBWI, kan enggak mungkin sepenuhnya sempurna,” sambung Gogi, seperti telah memaklumi hal tersebut.

Dirinya mengaku sempat ingin berangkat ke Tiongkok dengan uang saku pribadi. Namun rencana itu sekadar singgah di kepala.

Ia tak ingin kisruh dengan institusi yang telah ada. Mengingat dirinya akan bertanding membawa nama Indonesia. Namun setelah itu, Gogi pun akhirnya menemukan jalan lain menuju Beijing.

Ketika itu Gogi merupakan atlet Wushu yang mewakili DKI Jakarta. Didorong oleh gairah kompetisinya, ia pun pergi menghadap Fauzi Bowo, Gubernur DKI pada masa itu.

Di hadapan sang Gubernur, ia segera menyampaikan maksudnya. Ia berterus terang menyatakan keinginannya untuk pergi bertanding ke kejuaraan dunia di Tiongkok.

“Karena ini kan bawa nama Indonesia. Apa enggak jadi lucu kalau saya berangkat pakai uang sendiri untuk event yang resmi. Jadi saya tetap menghadap dulu. Daripada nanti saya disalahkan,” tuturnya.

Hari sudah malam ketika ia menghadap gubernur. Kebetulan, pemprov sedang berkumpul dengan para atlet, pengusaha pemberi sponsor, hingga pengurus cabang olahraga (cabor) di DKI Jakarta. 

Mereka semua berkumpul dalam persiapan Malam Dana PON 2008 yang digelar di Samarinda, Kalimantan Timur.

“Sebenarnya acara itu untuk PON. Tapi saya agak nyeleneh. Saya langsung ke meja makan gubernyr. Saya langsung ngobrol sama Pak Gubernur. Saya bilang, ‘Pak, saya minta waktu. Saya ingin ikut kejuaraan dunia sebelum PON,” ucap Gogi menceritakan pertemuannya dengan Fauzi Bowo.


Bendera Merah Putih berkibar di Kejuaraan Dunia Wushu di Beijing, Gogi mendapatkan emas pertama untuk Indonesia.-Dok Pribadi-

Permintaannya itu tak berlebihan. Gogi punya cukup alasan. Dirinya sudah berkali-kali langganan juara satu di Kejurnas. Terlebih, belakangan itu ia baru memborong 2 emas dalam Kejurnas di Medan, “Secara kuota saya sebenarnya sudah masuk. Tapi secara pendanaan enggak,” katanya.

Tak butuh waktu lama, permintaan Gogi segera diluluskan oleh Fauzi Bowo. Gogi akhirnya mendapatkan uang donasi yang dibutuhkan untuk ke Beijing. 

Tiket untuk kejuaraan dunia perdana akhirnya didapat. Gogi sama sekali tak punya gambaran mengenai kompetisi di kejuaraan dunia.

Berbekal kemampuannya mengakses internet yang terbilang langka di waktu itu, ia pun mulai berlatih secara mandiri. Ia giat melakukan riset secara mandiri tentang gambaran pertandingan di kejuaraan dunia. 

“Saya lebih banyak berlatih sendiri. Dulu saya cuma modal YouTube yang waktu itu masih barang mahal. Saya cari-cari kejuaraan dunia itu seperti apa karena enggak ada gambaran. Terus saya download video-video (pertandingan Wushu) yang menurut saya bagus dari sana,” kenangnya.

Pungguk pun bertemu bulan pada akhirnya. Tidak ada suatu hal yang mustahil untuk digapai. Seluruh jerih payah perjuangan Gogi itu lunas terbayar. 

Gogi sukses membawa emas dari Beijing setelah menang di nomor jianshu, menyingkirkan 89 negara pesaing. Indonesia saat itu membawa pulang 1 emas dan 1 perak yang diraih Heryanto di nomor nanquan. 

“Awalnya saya pun sempat enggak percaya. Tapi menurut juri gerakan saya unik, beda dengan yang lainnya. Terus pakaian juga. PBWI juga sempat kaget waktu itu pas tahu saya bisa dapat emas,” paparnya, menceritakan peristiwa kemenangannya di Beijing. (Alva Reza)

Harmony Wushu, Tempat Lahir Para Juara, BACA BESOK!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: