Kya-Kya Harus Sajikan Chinese Food

Kya-Kya Harus Sajikan Chinese Food

Warga mengunjungi Kya-kya Surabaya, Jawa Timur, Minggu 11 September 2022.-Julian Romadhon-

SURABAYA, HARIAN DISWAY- AKHIRNYA, sajian Chinese food yang sangat sedikit di Kya-Kya mendapat perhatian khusus. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pun langsung turun tangan. Ia minta Apkrindo sebagai kurator UMKM Kya-Kya untuk memberikan pelatihan.

Yakni, pelatihan masak menu-menu Chinese food. Ya, memang jumlah menu Chinese food sangat kurang. Apalagi jika dibandingkan dengan Kya-Kya lama. Selisihnya sangat jauh.

Di Kya-Kya saat ini, dari 60 stan yang tersedia, hanya ada beberapa yang menyajikan menu Chinese food. Di antaranya, hiwan, dimsum, ronde, pangsit goreng, pangsit mi atom, dan siomay.

Lainnya lebih banyak didominasi menu-menu internasional lain. Mulai pasta, gyoza, grilled, nasi kebuli, kebab, hingga berbagai olahan daging ayam. Sedikitnya menu Chinese food itu membuat Eri heran.

”Karena kemarin saya jalan-jalan adanya es jus, seblak, ngunu-ngunu tok ae. Namanya loh China Town, mosok diganti Jowo Town. Iki yo opo,” ujarnya saat ditemui wartawan di Balai Kota Surabaya. 

Saat ini Apkrindo pun mulai melatih para UMKM penyewa stan Kya-Kya itu. Yakni, selama sepekan mendatang. Namun, produk-produk itu tidak langsung dijual di Kya-kya. Harus dikurasi terlebih dulu. Tujuannya, cita rasa dan kualitasnya terjaga. Itu penting lantaran makanan khas juga bisa menjadi daya tarik yang kuat bagi pengunjung.

”Kalau hanya membuka, dilatih, terus selesai, itu saya tidak mau. Harapan saya, melatih hingga berhasil,” jelasnya. Memang, kata Eri, penataan internal cukup berat. Sebab, harus mengubah mindset. Terutama para kepala dinas yang kerap kali berbeda dengan cara pandang dan cara berpikir orang nomor satu di Surabaya itu.

Meski demikian, belum dapat dipastikan apakah menu Chinese food olahan daging babi akan disajikan. Harian Disway sudah menghubungi para penyelenggara Kya-Kya. Yakni, Kepala Disbudporapar Surabaya Wiwiek Widayati dan Kabid Pariwisata Disbudporapar Surabaya Farah Andita Ramadhani. Namun, tidak ada respons.

Perancang desain Kya-Kya lama Freddy H. Istanto cukup menyayangkan kehadiran Kya-Kya saat ini. Minimnya menu Chinese food itu hanya mencerminkan satu hal. Yakni, mindset para penyelenggara masih terbelenggu konservatif-religius.

”Mereka masih terkotak-kotak oleh halal dan nonhalal. Bagi saya, Chinese food itu mutlak harus ada. Karena bagian dari local genius,” tandasnya. Jika sengaja ditiadakan, itu sama dengan melawan kodrat atau spirit dari kawasan pecinan. Kecuali kalau menu-menu olahan daging babi itu disajikan di kawasan islami, itu jelas keliru.

Menurutnya, Kya-Kya harus bisa disuguhkan secara total. Baik konsep maupun menu makanan yang dijual. Sebab, itulah cermin kuat dari keberagaman di Kota Surabaya. ”Toh, jika ada yang terganggu, kan lokasi stannya bisa dipisahkan. Bisa dikasih pembatas,” ungkapnya. (*)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: