Panggung Anies setelah Gubernur
-Ilustrasi: Reza Alfian Maulana-Harian Disway-
Kalau melihat peta politik, yang paling berpotensi mendukung Anies: PKS, Nasdem, dan Demokrat. Mereka harus berkoalisi. Kalau hanya dua, tak mencapai syarat tiket calon presiden yang harus didukung minimal 20 persen kursi di parlemen.
Coba kita bedah tingkat soliditas ketiga parpol ini. PKS, selama ini dikenal sebagai pendukung utama Anies. Hampir dipastikan, partai itu menjadi motor koalisinya.
Demokrat, juga welcome dengan Anies. Tapi, di sisi lain, mereka mendorong ketua umumnya, AHY. Sangat mungkin Demokrat menetapkan syarat, Anies berduet dengan putra sulung SBY itu.
Nasdem, secara historis, Anies termasuk pendiri Nasdem yang kala itu masih berwujud ormas. Tapi, hingga saat ini Demokrat belum menjamin Anies. Sumber Nasdem menyebutkan, partai siap mencalonkan Anies, tapi lebih sreg bila berduet dengan Andika Perkasa atau Erick Tohir. ”Pak Ketum lebih sreg dengan Andika,” kata orang dekat Ketum Surya Paloh yang saya temui pada Selasa (20/9).
Kalau dengan AHY? ”Masih terlalu muda. Kan masih panjang. Ada baiknya di posisi menteri strategis lebih dulu,” lanjutnya.
Posisi Nasdem itu sangat menentukan. Bila Nasdem bergabung dengan koalisi PDIP, Gerindra, atau dengan koalisi Golkar, PAN, PPP, tentu Demokrat dan PKS tak akan bisa bergerak. Itulah yang dikhawatirkan pendiri Demokrat SBY, bahwa ada pihak yang menginginkan hanya dua calon.
Nasib Anies pun juga sangat bergantung manuver Nasdem. Tiket pilpres memang sangat mahal. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: