Tinggal 0,09 Persen Anak Belum Imunisasi

Tinggal 0,09 Persen Anak Belum Imunisasi

GUBERNUR JAWA TIMUR Khofifah Indar Parawangsa melihat imunisasi anak di Jawa Timur.-Humas Pemprov Jatim-

SURABAYA, HARIAN DISWAY- HAMPIR seluruh anak di Jawa Timur rata mendapatkan imunisasi campak-rubela (MR). Hanya tinggal 0,09 persen lagi yang belum mendapatkan suntikan tersebut. Hingga 25 September 2022, sebanyak 2.331.229 anak di provinsi itu telah mendapatkan imunisasi dalam program bulan imunisasi anak nasional (BIAN) tahap II.

Padahal, pada periode I, provinsi pimpinan Khofifah Indar Parawansa itu tidak masuk 20 besar provinsi di Indonesia dengan data terbanyak capaian imunisasi terhadap anak. Dalam periode pertama tersebut, terbanyak adalah Sulawesi Selatan yang mencapai 87,3 persen.

Namun, di periode kedua, berdasar data Kementerian Kesehatan, Jawa Timur tercatat sebagai provinsi dengan capaian imunisasi anak terbanyak secara nasional. Bahkan, berada di puncak klasemen.

”Alhamdulillah, kali ini Jatim meraih persentase capaian vaksinasi tertinggi BIAN secara nasional. Ini adalah bukti nyata bahwa semua elemen strategis di provinsi ini selalu mengedepankan perlindungan anak dari campak dan rubela,” ujar Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa, 27 September 2022.

Pemberian perlindungan preventif bagi anak memang sangat digencarkan. Meski capaian Jawa Timur tertinggi, dia meminta agar terus dilakukan penyisiran anak-anak. Khususnya bagi yang kurang mampu dan difabel. 

”Maksimalkan 100 persen. Capaian ini adalah bukti bahwa komitmen Jawa Timur mengedepankan perlindungan anak,” tegasnyi. Lebih lanjut, ketua umum Muslimat NU tersebut menyampaikan, menyukseskan BIAN juga upaya untuk menyelamatkan generasi penerus bangsa.

Untuk itu, dia mendorong masyarakat untuk menaruh perhatian penuh dalam melengkapi imunisasi anak mereka. ”Pemberian imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat, yang terbukti paling cost effective serta berdampak positif,” ucapnyi.

Upaya menyukseskan BIAN juga selaras dengan upaya gencar yang dilakukan Pemprov Jatim dalam mencegah stunting. Pun, menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Tentu itu berdampak pada penguatan kualitas SDM di Jatim. 

”Saya juga berharap upaya memaksimalkan vaksin pada anak dilakukan pada imunisasi kejar polio dan DTP-HB-Hib (difteri, tetanus, pertussis; hepatitis B rekombinan; haemophilus influenzae tipe b). Diharapkan akan memberikan hasil perlindungan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) pada anak-anak,” jelasnyi.

BIAN dilakukan dengan pemberian imunisasi tambahan campak rubela kepada sasaran anak usia 9 bulan sampai dengan 59 bulan. Target sasarannya 2.399.159 anak di Jawa Timur.

Program itu menyasar seluruh sekolah pendidikan anak usia dini (PAUD) dan taman kanak-kanak. Juga, pos pelayanan imunisasi seperti posyandu, polindes, poskesdes, puskesmas pembantu, puskesmas, dan rumah sakit secara gratis.

”Sekali lagi, saya sampaikan terima kasih atas seluruh kerja keras para nakes, guru-guru di sekolah, dan para orang tua, ormas, kader posyandu, dan semua pihak yang menjadikan Jatim tertinggi nasional capaian BIAN,” tegasnyi. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: