Bud Wichers: Gas Air Mata Kanjuruhan Mengingatkanku Liputan di Palestina

Bud Wichers: Gas Air Mata Kanjuruhan Mengingatkanku Liputan di Palestina

MALANG, HARIAN DISWAY - Jurnalis perang yang jadi kontributor Harian Disway di Ukraina Bud Wichers meluncur ke Stadion Kanjuruhan Malang, Senin 3 Oktober 2022, pagi. 

Peristiwa besar itu benar-benar jadi atensi dunia. Gas air mata yang ditembakkan ke tribun penonton memicu tewasnya 131 orang.


Taburan kelopak mawar di gerbang Stadion Kanjuruhan Malang untuk mengenang ratusan korban tewas atas insiden 1 Oktober 2022..-Bud Wichers/Harian Disway-

 

Kejadian itu mengingatkannya akan teror Israel ke warga Palestina. Wartawan berkebangsaan Belanda itu merasakan gas air mata di berbagai belahan dunia. Namun gas air mata Israel yang digunakan di Palestina lah yang paling kuat.

 

Gas air mata Israel lebih tahan lama, lebih menyakitkan dan tidak mempan dengan basuhan air. Gas air mata adalah senjata pertama yang dilontarkan sebelum peluru tajam.

 

Pada 7 Juli 2017 seorang bayi Palestina tewas tercekik gas air mata Israel. Hari itu tentara Israel menembakkan gas air mata ke rumah-rumah warga sipil yang menggelar demonstrasi dan aksi mogok makan.

 

Kelompok Hak Asasi Manusia Palestina (DICP) mencatat sepanjang Januari-Mei 2017 tercatat ada 7 anak yang menjadi korban gas air mata.

 

Ayed Abu Eqtaish, direktur program akuntabilitas di DCIP mengatakan, pasukan Israel secara terus menerus menyalahgunakan senjata pengendali masa seperti gas air mata untuk menyerang rakyat sipil.

 

Ia juga mengatakan, penyalahgunaan senjata semacam itu melanggar peraturan militer dan hukum internasional.

 


Bud Wichers saat liputan di Timur Tengah.-Bud Wichers-

 

Dalam situasi perang saja, ada aturan penggunaan gas air mata. Apalagi di dalam sepakbola yang seharusnya steril dari alat mematikan itu.

 

Mirisnya korban gas air mata di Kanjuruhan jauh lebih besar ketimbang korban senjata yang sama di wilayah perang Palestina.

 

Selain di Palestina, Budi juga merasakan gas air mata di Jerman, Iraq, Venezuela, Prancis, Belgia, Mesir, Turki, serta berbagai demonstrasi di Indonesia. Termasuk demonstrasi besar-besaran di Jakarta usai Pilpres 2019.

 

Every country has a different smell. Because of the different laws, ingredients and brands. Israel it's the worst (Setiap negara punya bau gas air mata yang berbeda. Sebab adanya perbedaan aturan, bahan pembuatan, dan merek,Red),” ucap pria yang beberapa tahun terakhir menetap di Surabaya itu.

 

Karena itulah, wartawan berkebangsaan Belanda itu selalu membawa barang-barang yang agak nyeleneh saat liputan. Di kantongnya selalu ada  buah lemon, bawang putih dan satu pak susu murni. “It neutralizes the tear gas and opens your airways (Itu menetralisir gas air mata dan membuka pernapasanmu,Red),” ujar Budi.

 


Tembakan gas air mata dalam demonstrasi di Jakarta 2019 silam.-Bud Wichers-

 

Biasanya orang-orang memakai pasta gigi di wajah saat gas air mata ditembakkan di demonstrasi. Termasuk para polisi. “Yes, but garlic and lemon are stronger. The oxygen needs stable flow (Ya, tetapi bawang putih dan lemon lebih kuat. Aliran Oksigen butuh stabil,Red),” ucap jurnalis perang dengan pengalaman lebih dari 20 tahun itu.

 

Bawang dikunyah dan lemon dioleskan ke hidung. Ini akan membantu pernapasan tetap lancar. Sementara itu susu digunakan untuk membasuh wajah dan area mata yang terkena gas air mata.

 

Ia menambahkan, efek gas air mata akan berlipat ganda pada perempuan yang menggunakan make-up. Karena itulah ketika itu terjadi, maka wajah harus segera dicuci dengan susu atau air dingin. Jangan membasuhnya dengan air hangat. Sensasi terbakarnya bakal makin menjadi.

 

Budi mempelajari itu selama pelatihan liputan di medan perang. Ia juga sudah membuktikan cara itu secara langsung. 

 

Tentu suporter tak perlu membawa barang-barang itu ke stadion. Gas air mata tidak seharusnya digunakan di sana.

 

Namun Tips dari Budi tersebut bisa digunakan untuk wartawan atau orang-orang yang rawan terkena gas air mata. 

 


Bud Wichers masih memakai maskernya di salah satu restoran, usai liputan demonstrasi di Prancis.-Bud Wichers-

 

Selain itu dia juga selalu membawa masker khusus dalam liputan demonstrasi atau di wilayah konflik.

 

Ingin sekali Budi yang lahir di Jakarta dan diadopsi di Belanda itu membuat pelatihan tentang liputan di wilayah konflik dan perang. Pria yang sampai sekarang masih mencari keberadaan orang tua kandungnya itu ingin ikut berkontribusi untuk tanah kelahirannya: Indonesia. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: