37 KK Bertransmigrasi ke Sulsel

37 KK Bertransmigrasi ke Sulsel

IIS Nurpriyatin menggendong anaknya. Ia berniat bertransmigrasi ke Mahalona, Sulawesi Selatan.-Humas Pemprov Jatim-

SURABAYA, HARIAN DISWAY- IIS NURPRIYATIN bersiap naik ke bus yang sejak siang terparkir di halaman Gedung Negara Grahadi. Sambil menggendong sang buah hati yang baru berusia 9 bulan, Bahir Muchtar Malikul Hamza. Ia mengikuti program transmigrasi Pemprov Jatim.

Itu merupakan program kedua yang dilakukan. Sebelumnya dilaksanakan pada 2019. Awal Khofifah Indar Parawansa menjabat gubernur Jatim. Tujuan migrasi Iis dan keluarganya adalah Mahalona, Sulawesi Selatan (Sulsel). 

Pria asal Magetan itu bertransmigrasi bersama istrinya, Diasta Herdianti Deliana. Di sana ia tidak memiliki saudara. Di sana ia bermimpi bisa memperbaiki perekonomian keluarga. Berharap dari dua hektare tanah yang diberikan oleh Pemprov Jatim.

”Sebelumnya saya hanya seorang petani. Lahannya juga kecil. Jadi, penghasilan saya sangat minim. Ladang sawah itu punya mertua saya,” katanya saat akan bersiap naik bus yang akan membawanya ke kota barunya itu.

Nantinya, dari tanah yang diberikan pemprov itu, ia menanam jagung dan beberapa tanaman perkebunan lainnya. ”Di sana kami sudah diberi tanah dan rumah oleh Pemprov Jatim. Jadi, tinggal kita kelola saja,” ungkapnya.

Sementara itu, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar mengatakan, transmigrasi asal Jatim itu berjumlah 37 kepala keluarga. Dengan total 121 jiwa. ”Alhamdulillah, semuanya sehat,” ujarnya.

Program transmigrasi itu adalah salah satu upaya pemerintah untuk menaikkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Di daerah barunya itu, mereka tidak langsung dilepas begitu saja. 

”Semua sudah disiapkan di sana. Mulai rumah dan jaminan hidup dalam waktu satu tahun. Dua bulan pertama, kami menempatkan dua personel kementerian untuk melakukan pendampingan di sana. Jadi, kami tidak biarkan begitu saja,” terangnya.

Nantinya, pemberangkatan transmigrasi gelombang ketiga dilakukan November 2022 untuk Jatim. ”Kami memohon doanya semua agar mereka bisa sukses di sana,” ucapnya. 

Kegiatan pertanian yang mereka lakukan di daerah tujuan pun berbeda-beda. ”Sesuai dengan kondisi di sana. Ada yang sawit, nabati, perkebunan. Sesuai dengan daerah masing-masing,” bebernya. 

Ia menjelaskan, permukiman yang diberikan kepada transmigran itu bukanlah permukiman baru. Melainkan, sisa daya tampung yang dimanfaatkan pemprov. 

Karena itu, ia yakin, kondisi tersebut dapat mempermudah warga Jatim yang transmigrasi ke daerah yang telah ditentukan itu. Mereka juga lebih terfasilitasi ketimbang program transmigrasi yang dilakukan pertama.

Sebenarnya, kami benar-benar melakukan pendampingan selama lima tahun. Itu baru dilepas sepenuhnya dan diberikan ke daerah. Jadi, tidak hanya pendampingan dua bulan itu saja. ”Kami juga akan melakukan evaluasi dalam program ini,” tegasnya. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: