Anak Balitanyi Kena Kanker Langka, Detty Andalkan JKN
Detty Arisa Apriyanti dan anaknya. -Jankesmasnews-
PRABUMULIH, HARIAN.DISWAY.ID – Tak pernah terbayangkan bagi Detty Arisa Apriyanti. Satu dari tiga anaknya tiba-tiba sakit. Pipi kiri anak keduanyi bengkak. Semakin hari semakin besar. Hingga mata kiri anak itu bengkak dan lebam kebiruan. Pengusaha kuliner itu langsung membawa anaknyi ke klinik terdekat. Tidak sembuh.
Dia mengira ada kaitannya dengan masalah gigi. Sebelumnya sang anak sering mengeluh sakit gigi. Detty pun membawa anaknyi ke Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Provinsi Sumatera Selatan. Ternyata bukan soal gigi. Ada yang lebih mengejutkannyi.
“Awalnya kami berobat belum menggunakan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kami memilih berobat pribadi terlebih dahulu, karena selama ini saya mendengar kalau berobat menggunakan BPJS Kesehatan ribet,” kata Detti.
Dari hasil diagnosis dokter, sang buah hati menderita Neuroblastoma, yaitu jenis kanker langka yang berkembang dari sel-sel saraf yang belum matang (neuroblast). Kanker yang sering ditemukan di kelenjar kecil di atas ginjal (kelenjar adrenal). Dapat berkembang di perut, dada, leher, panggul, dan tulang. Jenis kanker langka ini paling sering menyerang anak-anak.
”Ketika saya mendengar diagnosis dari dokter, hati saya rasanya hancur, anak sekecil ini harus menderita kanker, harus dioperasi dan setelah operasi harus menjalani kemoterapi selain itu juga akan memerlukan biaya yang besar untuk pengobatan dan perawatannya,” ujar Detti dengan mata berkaca-kaca saat wawancara dengan tim Jamkesnews.
Saat itu, dokter bertanya kepada Detti apakah sang anak sudah terdaftar sebagai peserta Program JKN. Jika sudah terdaftar, sangat disarankan berobat dengan Program JKN. Sebab, biaya yang akan dikeluarkan begitu besar jumlahnya.
Kemudian Detti langsung mengingat bahwa dia dan keluarganya adalah peserta JKN aktif, tetapi tidak pernah menggunakan program JKN karena dengan kondisi ekonominya yang berkecukupan. Tetapi dikarenakan biaya pengobatan anaknya kali ini bisa mencapai ratusan juta rupiah, akhirnya Detti beralih dari menggunakan biaya pribadi ke program JKN.
Pada Juli 2021, sang buah hati harus menjalani operasi pengangkatan sel kanker. Saat itu pengobatan sang anak menggunakan program JKN atas rekomendasi dari dokter yang ditemuinya. ”Alhamdulillah dengan adanya Program JKN ini, operasi anak saya berjalan dengan lancar dan setelah ini anak saya harus rutin menjalani kemoterapi dan saya menggunakan program JKN juga,” ujar Detti.
Detti melanjutkan, pelayanan yang diberikan BPJS Kesehatan dan tenaga kesehatan sudah sangat baik. Program JKN merupakan program perlindungan kesehatan oleh pemerintah yang tentu saja ada jutaan masyarakat yang juga mengakses layanan program JKN. Oleh karena itu sebagai peserta JKN juga memiliki kewajiban untuk membayar iuran secara rutin dan tepat waktu serta mengikuti prosedur pelayanan kesehatannya dengan benar.
“Kalau antre itu sudah biasa, karena yang kita ketahui program JKN ini ada jutaan orang yang mengakses layanannya. Asal sesuai prosedur semua akan berjalan dengan baik, tidak ada kendala. Apalagi untuk anak saya yang pejuang kanker, sudah sangat bersahabat sekali dengan program JKN ini, yang penting anak saya dapat berobat dan kemoterapi, tidak masalah bagi saya mengikuti prosedur yang berlaku,” tambah Detti
Hingga kini sang buah hati masih dalam proses penyembuhan dan sudah dilakukan 12 kali kemoterapi. Dengan tekad kuat sang buah hati untuk sembuh serta dukungan keluarga dan tidak kalah penting kasih sayang seorang ibu kepada anaknya yang bisa membuat sang buah hati pulih kembali dan bisa menjalani kembali aktivitas sehari-harinya dengan ceria.
“Jika tidak ada Program JKN, entah dari mana uang untuk biaya pengobatan buah hati saya. Mungkin rumah saya juga sudah terjual. Sekali kemoterapi saja memerlukan biaya jutaan rupiah. Bagi saya BPJS Kesehatan sudah sangat baik, tenaga kesehatan dan pemerintah juga sudah sangat berjasa,” tutup Detti. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: disway.id