Rita Ora Merawat Rumah Cagar Budaya di London Utara yang Flamboyan dan Menawan

Rita Ora Merawat Rumah Cagar Budaya di London Utara yang Flamboyan dan Menawan

RUANG DUDUK Rita Ora yang hampir seluruh perabotnya dibeli di pasar barang vintage Portobello Road Market, London. Rumah kuno yang berada di London Utara ini dibangun pada 1877. -Helen Cathcart-Architectural Digest -

LONDON, Harian Disway - Di luar status sebagai penyanyi dan aktris top, Rita Ora adalah social butterfly. Dia akrab dengan banyak orang, mulai dari masyarakat musik sampai kalangan film, sampai sosialita. Dalam sepekan, dia bisa menjalani aktivitas di tiga benua berbeda. Tak mengherankan, dia butuh rumah yang mengingatkan dia akan tempat di mana dia berakar. Di London Utara.   


RITA ORA di salah satu sudut kebun belakang rumah yang asri. Suasana di sekitar membuat dia lebih tenang. -Helen Cathcart-Architectural Digest-

Sejak kecil, Rita Ora sudah menetap di London. Di sana dia tumbuh besar. Dan memupuk karier hingga menjadi seperti sekarang. Sebagai penyanyi, dia menelurkan berbagai hit. Mulai dari Anywhere, Poison, hingga Lonely Together. Sebagai aktris, dia membintangi trilogi 50 Shades of Grey dan Detective Pikachu. Serta menjadi juri empat ajang pencarian bakat.

Dengan aktivitas yang seabrek, Rita Ora bisa dibilang sebagai perempuan modern. Dari Instagram saja, kita bisa tahu dia sedang di Paris, lalu terbang ke Los Angeles dua hari kemudian. Kemudian menclok di Selandia Baru dalam pekan yang sama. Dia bahkan menjalin hubungan high profile dengan sutradara Taika Waititi.

Namun, kalau melihat rumah dia, sama sekali tidak tercermin image perempuan modern. Kediaman Ora bukanlah mansion serbaputih yang minimalis. Yang dilengkapi gym dan infinity pool. Sebaliknya, rumah Rita Ora sangat kuno—dalam arti sebenarnya.

Rita Ora memilih rumah di kawasan Primrose Hill, London Utara. Sekitar lima kilometer dari Stadion Emirates, kandang Arsenal. Dindingnya dari batu berwarna abu-abu tua yang dimakan usia. Fasadnya yang tampak flamboyan dipenuhi tanaman rambat. Dibangun pada 1877, rumah itu terdaftar sebagai bangunan cagar budaya Grade II.



Artinya, Rita Ora tidak boleh melakukan renovasi besar-besaran terhadap rumah itu. Dan dia memang tidak berniat begitu. Dia merasa sayang merombak rumah yang pernah menjadi hunian ilustrator besar abad ke-19, Arthur Rackham. Yang karya-karyanya, antara lain Alice’s Adventures in Wonderland, Peter Pan in Kensington Gardens, dan masih banyak lagi.

’’Aku memang selalu tertarik pada rumah-rumah berjiwa tua,’’ kata Ora, dalam wawancara dengan Architectural Digest. ’’Aku tahu, rumah ini pernah menampung banyak sekali sosok-sosok kreatif. Jadi aku merasakan energi yang sangat spesial di sini,’’ lanjut penyanyi 31 tahun tersebut.

So, ketika membelinya tahun lalu, Rita Ora hanya memperbaiki beberapa hal. Yakni mengganti lantai dan mempercantik kamar mandi serta dapur. Atap, pipa, dan kelistrikan diperbaiki. Sudah. Yang lain, dia biarkan apa adanya. Toh sudah cantik sekali.

Untuk perabot, dia banyak memboyong barang dari rumah lama di London Barat. Untuk yang belum punya, dia belanja furnitur vintage dari Portobello Road Market yang terkenal itu. Untuk penataan, dia minta bantuan sang kakak, Elena Ora. ’’Aku suka menghemat bujet, jika diperlukan,’’ kata perempuan yang sedang merekam album ketiga itu.


PARTISI KAYU yang memisahkan ruang duduk dengan ruang makan adalah peninggalan asli bangunan rumah Rita Ora. Bagian itu termasuk yang tidak boleh diubah, karena merupakan cagar budaya. -Helen Cathcart-Architectural Digest-

London Utara memang bukan kawasan yang familiar buat Rita Ora. Selama ini, semua kawan dia tinggal di London Barat. Tempat ngopi favorit dia, tempat jajan dia, supermarket langganan, semua ada di sekitar rumah keluarganya. Namun, dia sengaja keluar dari zona nyaman. ’’Aku ingin meluaskan daya jelajahku di London,’’ kata Ora.

Di kawasan sekitar rumah dia yang baru terdapat lebih banyak taman dan zona hijau. Rumah dia sendiri memiliki kebun yang sangat cantik. Yang jadi favorit barunya. Semua yang ada di rumah itu menjadi jangkar yang membuat Rita Ora tetap menjejak bumi setelah serangkaian aktivitas bertempo cepat.

’’Sekarang aku sudah punya teman di kelas pilates lokal. Rata-rata ibu tiga anak yang baik hati dan sangat ramah. Aku sering berpikir, ’Oh, jadi begini kalian menjalani hidup di daerah ini? Oke, cool. Aku paham’,’’ papar Ora. Dan Rita Ora tidak pernah tidak bersyukur atas rumah barunya yang indah. (*)



KAMAR TIDUR UTAMA yang dibangun di bekas studio ilustrator Arthur Rackham. Seluruh perabotnya juga vintage, termasuk ranjang yang dibawa dari rumah lama, berikut spreinya. -Helen Cathcart-Architectural Digest-


DAPUR menjadi salah satu spot yang direnovasi dari rumah ini. Rita tak ingin nuansanya terlalu terang. Sehingga ia memilih warna-warna tanah untuk seluruh kabinetnya. -Helen Cathcart-Architectural Digest-


POHON WILLOW di halaman belakang rumah membuat Rita Ora langsung jatuh cinta pada rumah ini. -Helen Cathcart-Architectural Digest-

Sumber: architectural digest