Mother Instinct di Pencapresan PDIP
-Ilustrasi: Reza Alfian Maulana-Harian Disway-
Ibunda George Washington adalah Mary Ball Washington (1707–1789). Sedangkan ayah George Washington, Augustine Washington, meninggal ketika George berusia 11 tahun. Jadi, George dibesarkan ibu tunggal yang tidak menikah lagi sampai wafat.
Dikutip dari The Washington Post, 12 Mei 2017, bertajuk The mother who made George Washington, and made him miserable, ada penjelasannya.
George Washington memimpin Angkatan Darat Kontinental menuju kemerdekaan AS, sampai akhirnya dipilih sebagai presiden pertama AS pada 1789. Dijadwalkan, ia akan dilantik pada April 1789.
Beberapa hari sebelum dilantik, George mengunjungi ibunya di Fredericksburg. Sebab, ada kabar sang ibunda sakit. Setelah jumpa ibunda, George tahu, sakit ibunda berat: Kanker payudara.
Tha Washington Post mengutip tulisan tangan karya tiga orang: George Washington Parke Custis, Mary Randolph Custis Lee, Benson John Lossing, bertajuk Recollections and private memoirs of Washington (1860).
Seketika itulah George Washington mengatakan ke ibunda, bahwa ia tidak akan menghadiri pelantikan sebagai presiden AS, dan akan menunggui sang ibunda di desa tersebut.
Lalu, sang ibunda Mary Ball Washington menjawab kepada George dan ini sangat terkenal di AS.
”Pergilah, anakku George... Penuhi takdir tinggi, yang tampaknya dimaksudkan surga bagimu. Pergilah... anakku. Semoga surga dan berkat ibu menyertaimu selalu.”
Akhirnya, George pergi meninggalkan ibunya. Ia dilantik sebagai presiden AS pertama. Empat bulan kemudian, 25 Agustus 1789, Mary meninggal, kanker payudara.
Kalimat Mary menginspirasi warga AS sejak itu hingga kini.
Merujuk buku A Theory of Human Motivation karya Abraham Maslow, Mary Ball Washington memenuhi syarat nomor empat dan lima. Bahwa, apa pun yang terjadi, George harus meraih takdir tinggi.
Terus, mengapa pencetus Dewan Kolonel pembela Puan disanksi PDIP?
Simaklah kalimat Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang sepertinya kalimat Megawati Soekarnoputri, ”Jangan grusa-grusu.”
Itu bahasa Jawa, artinya jangan terburu-buru. Tenang saja. Nanti juga Anda akan tahu sendiri. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: