Diskusi Y20 dan Unair, Cara Pemuda Hadapi Resesi 2023: Investasi atau Pekerjaan Sampingan

Diskusi Y20 dan Unair, Cara Pemuda Hadapi Resesi 2023: Investasi atau Pekerjaan Sampingan

Track Chair of Y20 Indonesia 2022 Digital Government Consultant at World Bank, Biondi Sanda Sima saat diskusi di Unair 19 Oktober 2022.-Aisyah Amira Wakang/Harian Disway-

Dalam forum yang sama, track chair of Y20 Indonesia 2022 Digital Government Consultant at World Bank, Biondi Sanda Sima mengatakan, investasi memiliki banyak jenis. Ia berpesan agar anak muda dapat mempelajari instrumen yang akan diinvestasikan. 

Pelajari risiko, arah dan bentuk investasinya. Jika sudah paham, tentukan nominal berapa yang akan dialokasikan. Menurutnya, jangan lupa untuk mempertimbangkan potensi dari keuntungan dan kerugian dari investasi tersebut. 

Pria yang mewakili Indonesia di Y20 itu menyampaikan bahwa anak muda harus melihat perusahaan yang memang ada laba profit. Misalnya, dengan melihat hasil produk perusahaan yang sering dipakai untuk kebutuhan sehari-hari.

Menurutnya, memilih profile perusahaan yang baik itu krusial. Jangan memilih perusahaan yang berisiko atau fundamentalnya kurang. Setelah itu, teliti lebih jauh tentang platform yang akan digunakan. Lebih baik platform yang sudah terdaftar dan diawasi oleh OJK. Begitu kira-kira paparan singkat yang ia jabarkan di Aula Soetandyo, Gedung C lantai 3 FISIP Unair.

Biondi menambahkan investasi sebetulnya tidak hanya berbentuk uang atau barang. Tetapi investasi diri sendiri.

“What i want you to understand adalah yourself, your being itu adalah sebuah investasi. Jadi kesehatan kalian, pengetahuan kalian, pengalaman, pendidikan semua yang kalian lakukan, komunitas apapun itu. Itu adalah bagian dari investasi kalian juga. Mangkanya hargai diri kalian dari lifestyle. You are your own investment juga,” kata Biondi.

Selain investing, anak muda dapat memilih opsi side hustling. Side hustle sendiri merupakan pilihan pekerjaan yang dilakukan karena passion dan kesenangan.

Hal ini juga tidak mudah karena harus direncanakan secara matang. Salah satunya dengan konsep ikigai. Istilah Jepang itu memang trend di masyarakat, tetapi menerapkannya pun bisa jadi sulit. 

Sederhananya, kalian perlu tahu hal yang kalian suka dan kuasai. Apakah hal tersebut bermanfaat bagi banyak orang? Dan tentunya, bayaran yang sesuai dari hal tersebut.

“Tapi memang menemukan pekerjaan yang ikigai itu tidak mudah. Jangankan menemukan ikigai kita, mengetahui ikigai kita aja kadang kita bertanya-tanya. ikigai kita ada di posisi mana?” Terang Biondi.

 

Selain itu, side hustle tidak hanya mencakup pekerjaan part-time di sebuah perusahaan atau partisipasi dalam organisasi saja. Side hustle juga berbicara tentang cara individu dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan mereka. Bukan hanya UMKM, tetapi juga kewirausahaan sosial yang berdampak bagi masyarakat sekitar. 

“Tidak semua bisnis itu profit oriented juga kadang ada social mission-nya. nah itu yang ingin saya encourage ke kalian untuk coba consider,” imbuh Biondi.


Foto bersama usai diskusi di FISIP Unair.-Aisyah Amira Wakang/Harian Disway-

Tapi, baik invest maupun side hustle, keduanya bisa untuk dilakukan. Yang terpenting, jangan keluar dari prinsip “pemasukan harus lebih tinggi daripada pengeluaran”. Inilah yang menjadi kunci untuk menghadapi resesi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: