Soeharto Diusulkan jadi Pahlawan Nasional, Jangan Salah Paham Dulu

Soeharto Diusulkan jadi Pahlawan Nasional, Jangan Salah Paham Dulu

Presiden Jokowi memimpin pembahasan 5 tokoh Pahlawan Nasional di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis, 3 November 2022.-Biro Setpres RI-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Tahun ini akan ada lima orang yang diusulkan jadi Pahlawan Nasional. Satu di antaranya adalah Soeharto. Banyak yang salah paham dengan nama itu. Dikira Presiden Jokowi bakal memberikan gelar pahlawan ke Pak Harto, Presiden RI Ke-2.

Enam tahun lalu Presiden Suharto memang pernah diusulkan jadi Pahlawan Nasional. Namun wacana itu banyak diprotes.

Pemberian gelar pahlawan nasional kepada Presiden Soeharto terganjal Ketetapan MPR Nomor 11 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

 

Tap MPR itu lahir usai runtuhnya Orde Baru (Orba) selama masa kepemimpinan Presiden Soeharto. Pemerintah harus bersih dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

 

Beberapa netizen sudah terlanjur salah paham dengan rencana penetapan 5 pahlawan nasional baru itu. 

 


Twit @gregorius_6 yang salah paham dengan nama Soeharto di Pahlawan Nasional 2022.-twitter-

 

Pembahasan di Istana Merdeka

Pembahasan gelar pahlawan itu dipimpin langsung Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Kamis, 3 November 2022. 

 

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md selaku Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan mengatakan bahwa lima nama itu dipilih berdsarkan usulan masyarakat dan proses seleksi.

 

“Hari ini Bapak Presiden sesudah berdiskusi dengan kami, dengan Dewan Gelar dan Tanda-Tanda Kehormatan, itu memutuskan tahun ini memberikan lima (gelar pahlawan nasional) kepada tokoh-tokoh bangsa yang telah ikut berjuang mendirikan negara Republik Indonesia melalui perjuangan kemerdekaan dan mengisinya dengan pembangunan-pembangunan sehingga kita eksis sampai sekarang sebagai negara yang berdaulat,” ujar Mahfud Md.

 

Berikut profil 5 Pahlawan Nasional yang diusulkan:

 

1.  DR. dr. H. R. Soeharto dari Jawa Tengah


Dr. dr Soeharto bersama Bung Karno.

Mantan dokter pribadi Bung Karno itu ikut andil dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Bahkan setelah kemerdekaan, almarhum DR. dr. H. R. Soeharto ikut serta dalam pembangunan sejumlah infrastruktur di Tanah Air.

“Ikut pembangunan department store syariah dan pembangunan Monumen Nasional serta Masjid Istiqlal dan pembangunan Rumah Sakit Jakarta serta salah seorang pendiri berdirinya IDI (Ikatan Dokter Indonesia),” ungkap Mahfud.

 

Nama lengkapnya Soeharto Sastrosoeyoso. Dialah Menteri Koordinator Urusan Perencanaan Pembangunan Nasional petama (1963-1966). Pada 1942-1945 ia adalah dokter pribadi Bung Karno dan Bung Hatta.

Jadi yang diusulkan bukan lah mantan Presiden Soeharto. Hal tersebut patut dicermati agar tidak terjadi kesalahpahaman.

 

2.  KGPAA Paku Alam VIII yang merupakan Raja Paku Alam dari tahun 1937-1989. 


Paku Alam VIII Mantan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.

Beberapa jasa yang telah diberikan almarhum KGPAA Paku Alam VIII antara lain bersama Sultan Hamengkubowono IX dari Keraton Yogyakarta mengintegrasikan diri pada awal kemerdekaan Republik Indonesia sehingga Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi utuh hingga saat ini.

 

“Sehari sesudah (kemerdekaan) itu beliau menyatakan bergabung ke Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kemudian Yogyakarta menjadi ibu kota yang kedua dari Republik ketika terjadi agresi Belanda pada tahun 1946,” tutur Mahfud.

 

3. dr. Raden Rubini Natawisastra, dari Kalimantan Barat. 


dr. Raden Rubini Natawisastra, dari Kalimantan Barat.

 

Menurut Mahfud, almarhum dr. Raden Rubini Natawisastra telah menjalankan misi kemanusiaan sebagai dokter keliling pada saat kemerdekaan. Bahkan, almarhum bersama istrinya dijatuhi hukuman mati oleh Jepang karena perjuangannya yang gigih untuk kemerdekaan Republik Indonesia.

 

4. H. Salahuddin bin Talibuddin dari Maluku Utara.


H. Salahuddin bin Talibuddin dari Maluku Utara.

Selama 32 tahun, almarhum H. Salahuddin bin Talibuddin dinilai telah berjuang dan ikut membangun Indonesia berdasarkan Pancasila. “Beliau pernah dibuang ke Boven Digul tahun 1942 dan juga dibuang ke Sawahlunto tahun 1918-1923,” ucap Mahfud.

 

5. K.H. Ahmad Sanusi dari Jawa Barat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: biro setpres