Satu Setengah Ton Benda Pengingat Tragedi Itaewon
SUASANA DUKA menyelimuti keluarga korban yang melihat-lihat barang peninggalan tragedi Halloween Itaewon.-Anthony Wallace-AFP-
Tak bisa dibayangkan betapa tersiksanya para korban tragedi Itaewon, Sabtu, 29 Oktober 2022, itu. Mereka terdesak, terimpit, tertindih, hingga akhirnya kehilangan napas, kesadaran, bahkan nyawa. Benda-benda yang tertinggal menunjukkan betapa hiruk-pikuknya suasana ketika para korban meregang nyawa.
GEDUNG olahraga di salah satu sudut kota Seoul, Korea Selatan, ini bak sebuah museum yang pilu. Di situ, segala kenangan pahit seolah menjadi satu. Mewujud menjadi aneka benda: baju, sepatu, kaca mata, foto, buku, hingga kostum-kostum Halloween.
Memang, gedung olahraga itu dijadikan tempat memajang barang-barang yang ditinggalkan oleh para korban tragedi Halloween Itaewon. Baik korban yang sudah meninggal—yang angkanya sudah menyentuh 156 orang—atau korban yang selamat.
Ada sekitar 260 pakaian yang dijajar rapi di gedung tersebut. Ada juga 256 pasang sepatu. Di antaranya sudah diidentifikasi sebagai milik para korban dari Iran, AS, dan Prancis. Polisi juga mengumpulkan sekitar 160 perangkat elektronik. Termasuk 20 set AirPod dan smartwatch yang sudah rusak talinya.
Berbagai benda random juga ditata di situ. Misalnya, selembar foto yang diambil dari sebuah photobox. Atau paspor warga AS. Atau buku The Adventure of Sherlock Holmes berbahasa Rusia. Kedutaan Rusia memang mengonfirmasi bahwa tiga warganya—semuanya perempuan—tewas dalam insiden tersebut.
Tentu, yang menjadi penanda tragedi itu adalah kostum-kostum Halloween. Misalnya, topeng, baju perawat dengan darah palsu, wig aneka warna, hingga kalung manik-manik yang meriah. Seluruhnya menggambarkan bahwa para korban itu sejatinya berangkat untuk berpesta. Tetapi, malah meregang nyawa.
JEJAK KEKACAUAN tergambar pada kostum perawat dengan darah palsu ini. -Anthony Wallace-AFP-
Baju dan pernik-pernik busana yang tercerabut dari pemakainya itu juga menunjukkan betapa kacaunya malam jahanam itu. Tatkala ribuan orang berjejal di gang sempit selebar empat meter, sepanjang 40-an meter, dan menurun tersebut.
Mereka bertumpuk, meriung, hingga akhirnya tak bisa bernapas lagi. Aparat yang datang terlambat pun tak bisa berbuat apa-apa. Yang mereka lakukan adalah menarik satu demi satu jenazah yang bertumpuk-tumpuk itu. Kekacauan ini tergambar melalui benda-benda itu. Kaca mata pecah. Boneka dekil. Sepatu berlumuran darah.
Karena itu, keluarga yang datang ke gedung tersebut pun tak kuasa menahan tangis. Pedih rasanya melihat barang-barang yang tergeletak itu. Keluarga hanya bisa mengenang mereka yang sudah tiada melalui barang tersebut.
’’Keluarga yang datang lalu pergi sambil menangis, membawa barang milik orang yang mereka cintai,’’ ucap seorang petugas di gedung tersebut.
Tas dekil yang tertinggal di lokasi kejadian.-ANTHONY WALLACE-AFP-
Agence France-Prance, Selasa, 1 November 2022, menulis, ada seorang lelaki yang tampak terpukul. Ia memeluk erat sebuah benda. Ia lalu berkeliling melihat benda-benda lain. Termasuk dompet yang di dalamnya berisi foto konyol. Mungkin yang punya sudah mati.
Tak kurang dari 1,5 ton barang yang dikumpulkan oleh kepolisian Seoul. “Kami berusaha mengumpulkan semua barang yang ada di TKP untuk berjaga-jaga,” ucap Jan Young-Sik, dari Badan Kepolisian Metropolitan Seoul. Seluruhnya lalu ditata. Sepatu dikumpulkan bareng sepatu. Baju disatukan dalam satu kelompok. Dan seterusnya.
Masing-masing diberi penanda. Nomor identitas. Dengan hati-hati, aparat juga menempelkan nama pada barang yang sudah diketahui pemiliknya.
Entah sampai kapan monumen kepedihan itu akan berdiri. Barangkali, sampai seluruh barang kembali kepada keluarga pemilik aslinya… (Chyntia Rasya Aisyah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: