Puisi KH. Mustofa Bisri di Parade Juang 2022 Surabaya Bikin Merinding

Puisi KH. Mustofa Bisri di Parade Juang 2022 Surabaya Bikin Merinding

Pertunjukan teater kolosal menceritakan pertempuran 10 November 1945 didepan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (6/11/2022). Parade tersebut digelar dalam rangka menyambut Hari Pahlawan 10 November setelah vakum selama dua tahun dilanda p-Julian Romadhon-Harian Disway

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Sirene perang menggaung. Arek-arek Suroboyo siaga dengan senjata seadanya. Tentara Inggris tiba, muntab karena tewasnya Brigjen Mallaby. 

Teriakan ‘Merdeka!’ dimana-mana. Mereka saling beradu. Bunyi tembakan bertalu-talu.

Suasana semakin mencekam. Arek-arek Suroboyo berguguran. Jumlahnya ribuan. Tetapi semangat tetap digalakkan. Gelora pidato Bung Tomo terus digaungkan: Merdeka atau mati!

Suasana itulah yang hendak digambarkan oleh komunitas Roode Brug Soerabaia, Reenactor Indonesia dan komunitas pecinta sejarah dalam teatrikal pertempuran 10 November. 

Pertunjukan itu digelar dalam Parade Juang, Minggu, 06 Oktober 2022 di Monumen Tugu Pahlawan Surabaya.


Pertunjukan teater kolosal menceritakan pertempuran 10 November 1945 didepan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (6/11/2022). Parade tersebut digelar dalam rangka menyambut Hari Pahlawan 10 November setelah vakum selama dua tahun dilanda p-Julian Romadhon-Harian Disway

Bunyi-bunyi petasan dan kabut warna-warni menambah epik pagelaran itu. Semua tertarik ke lorong waktu 77 tahun lalu.

Melalui acting pemainnya, warga yang menonton ikut terharu dengan perjuangan arek-arek Suroboyo. Teriakan semangat, mimik wajah kesakitan, dan keberanian untuk melawan tergambar jelas melalui totalitas mereka.

Hal ini juga yang disampaikan oleh salah satu warga Kecamatan Krembangan, Sahrian Aditya.

“Cukup membuat hati bergetar, beberapa masyarakat juga, saya lihat ada yang berlinang air mata saat melihat perjuangan arek-arek Surabaya.” Ujar Sahrian yang juga mahasiswa Universitas Airlangga itu.

Rangkaian acara seperti perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato (saat ini Hotel Majapahit), dan iring-iringan tamu dari luar wilayah Surabaya juga hadir dalam parade tersebut.


Peserta parade berbaris saat Parade Surabaya Juang di sepanjang Jalan Tunjungan, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (6/11/2022). Parade tersebut digelar dalam rangka menyambut Hari Pahlawan 10 November setelah vakum selama dua tahun dilanda pandemi, pagelaran t-Julian Romadhon-Harian Disway

Rasa empati itu membuat Sahrian merinding ketika mengingat pertempuran yang terjadi tak hanya di Surabaya. 

Sebagai pembuka teatrikal di depan Tugu Pahlawan, para veteran menyerahkan bendera merah putih ke Wali Kota Eri Cahyadi. Bendera itu lalu berpindah tangan ke Pasukan Pengibar Bendera (Paskibraka) Kota Surabaya.

Teatrikal itu dilakukan di beberapa titik. Yakni di depan Gedung Siola, Hotel Majapahit, dan Gedung Grahadi. Warga tetap antusias memadati trotoar Jalan Pahlawan sampai Jalan Jaksa Agung Suprapto.

Berjalan lurus ke Gedung Siola, warga Surabaya disuguhkan penampilan dari komunitas dan sanggar. Alih-alih menunggu teatrikal di Jalan Pahlawan, warga dapat menikmati seni musik, tari, dan puisi.

Di depan Hotel Majapahit, Wali Kota Eri Cahyadi bersama Forkopimda Kota Surabaya tiba menggunakan kuda berwarna cokelat. Istri-istri mereka menaiki Jeep Willys. Diikuti dengan mobil para veteran.


Walikota Surabaya, Eri Cahyadi berorasi dalam Parade Surabaya Juang di Jalan Pahlawan Surabaya, Jawa Timur, Minggu (6/11/2022). Parade tersebut digelar dalam rangka menyambut Hari Pahlawan 10 November setelah vakum selama dua tahun dilanda pandemi, pagela-Julian Romadhon-Harian Disway

Pengibaran bendera merah putih di Hotel Majapahit khidmat dilakukan. Lagu Indonesia Raya turut dinyanyikan. Warga ikut hormat. Menatap merah putih yang anggun berkibar. Binar-binar haru terpancar dari mata warga Surabaya.

Sebuah puisi dibacakan oleh Wali Kota Eri Cahyadi bersama Forkopimda Kota Surabaya depan situ. Mereka berjejer, saling meneruskan bait-bait puisi karya KH. Mustofa Bisri.

“Surabaya. Jangan anggap mereka kalap. Jika mereka terjang senjata sekutu lengkap. Jangan dikira mereka nekat. Karena mereka cuma berbekal semangat, melawan seteru yang hebat.” Begitulah kiranya secuil bait puisi tersebut.

Selain teatrikal dan puisi, iring-iringan seperti paskibra, drumband, komunitas motor dan sepeda kuno, hingga suguhan atraksi dari warga Surabaya juga ikut memeriahkan acara. 

Warga bahkan sempat heboh melihat komunitas cosplay anime yang turut tampil. Beberapa warga sempat mengerubungi penampil dan meminta foto.


Olivia Zalianty membacakan puisi kemerdekaan dalam Parade Surabaya Juang di Jalan Pahlawan Surabaya, Jawa Timur, Minggu (6/11/2022). Parade tersebut digelar dalam rangka menyambut Hari Pahlawan 10 November setelah vakum selama dua tahun dilanda pandemi, p-Julian Romadhon-Harian Disway

Di depan Gedung Grahadi, Eri membacakan pidato dari Gubernur Ario Soerjo. Perjalanan pun berakhir di Halaman Balai Kota Surabaya. Setelah dua tahun vakum karena pandemi Covid-19, acara ini diyakini dapat menjadi obat rindu bagi warga Surabaya. 

Sahrian berharap, parade ini dapat mengingatkan semua elemen masyarakat atas perjuangan pahlawan yang telah gugur di medan perang. Semangat yang ditujukan dalam teatrikal juga hendaknya diimplementasikan di masa sekarang.

“Sebagai penerus bangsa ini, bisa memberikan kontribusi atau sumbangsih untuk tetap bisa mempertahankan nama besar bangsa Indonesia,” kata Sahrian. (Aisyah Amira Wakang)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: