Cheng Yu Pilihan dr Ario Djatmiko: Ren Xin Ren Shu

BAGI dr Ario Djatmiko SpB(K) Onk FICS, pasien adalah titipan Tuhan. "Makanya, ketika pasien datang, yang pertama-tama mesti kita lakukan ialah bersyukur kepada Tuhan karena telah menitipkan hamba-Nya. Karena itu pula, kita juga harus berterima kasih kepada pasien karena telah memberikan kita kepercayaan, kesempatan untuk beribadah dengan mengaplikasikan ilmu yang kita punya, persahabatan, dan sekaligus rezeki," kata dokter spesialis bedah kanker payudara (onkologi) tersebut.

Dengan memahami ini, lanjutnya, "Kita akan sadar bahwa yang diminta pasien kita cuma dua: tanggung jawab dan ketulusan hati kita."

Dokter Mik, demikian ia biasa disapa, barangkali tengah mengamalkan pepatah yang disadur dari kitab Mengzi (孟子), "仁心仁术" (rén xīn rén shù). Yang artinya: dengan berhati welas asih, baru akan bisa mengobati pasien dengan baik.

Semangat mengobati pasien dengan welas asih itulah yang mendorong Dokter Mik untuk menyembuhkan pasien secepat mungkin dan sebaik mungkin. 

Pada November 1991, misalnya, dokter Mik bersama timnya berhasil menemukan tumor berukuran kurang dari 4 milimeter pada payudara seorang pasien. Bintik-bintik pengapuran  dalam tindakan mammografi pasiennya bersifat ganas, sehingga harus cepat-cepat diangkat. Dan, berhasil.

Inilah, untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia, dokter dalam negeri sukses mengobati kanker mini secara dini.

Lebih tiga tahun berselang, tepatnya 20 April 1995, dokter Mik lantas memprakarsai berdirinya Klinik Onkologi Surabaya di Jalan Bawean. Perkembangannya pesat sekali. Tak butuh waktu lama untuk melesat menjadi Rumah Sakit Onkologi Surabaya yang berdiri megah di Kompleks Araya Galaxy Bumi Permai A2 No. 7, Surabaya.

Telah banyak pasien kanker payudara yang diselamatkan dari kematian oleh dokter Mik. Ibundanya yang mangkat lantaran kanker payudara, tentu bangga melihat dedikasi putranya bagi keselamatan nyawa manusia. (*)

 

Sumber: