Pemekaran Wilayah Sejahterakan Masyarakat Papua

Pemekaran Wilayah Sejahterakan  Masyarakat Papua

BUPATI Jayapura Mathius Awoitauw (atas, kiri) saat diwawancarai Harian Disway melalui aplikasi Zoom.-tangkap layar-

SURABAYA, HARIAN DISWAY- PROVINSI Papua sudah dimekarkan. Tiga provinsi lahir di sana. Secara otomatis, 29 kabupaten dan kota di provinsi itu juga dibagi. Hanya tersisa sembilan daerah di provinsi tertua di pulau yang berjuluk Surga Kecil itu.

Hanya ada Kabupaten Biak Numfor, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Keerom, Kabupaten Kepulauan Yapen, Kabupaten Mamberamo Raya, Kabupaten Sarmi, Kabupaten Supiori, Kabupaten Waropen, dan Kota Jayapura.

Bupati Jayapura Mathius Awoitauw mengatakan, beberapa dampak positif akan dialami Papua ke depan. Terutama untuk pendidikan dan perekonomian masyarakat setempat. Pemerintah provinsi akan lebih fokus untuk mengembangkan semua itu.

Termasuk pada pengembangan sumber daya manusia (SDM). ”Sekarang daerahnya kan makin kecil. Jadi, pemerintah lebih fokus dalam mengembangkan potensi yang ada,” kata Mathius kepada Harian Disway melalui Zoom, Senin, 14 November 2022.

Contohnya, Provinsi Papua Barat. Daerah itu resmi dimekarkan pada 18 April 2007. Indeks pembangunan manusia (IPM) di provinsi itu terus tumbuh. Itu terlihat dari catatan Badan Pusat Statistik (BPS) dari periode 2019 sampai 2021.

”Perlahan tapi pasti IPM mereka terus meningkat. Di 2019 hanya 64,70 persen. Data terakhir 2021, IPM provinsi Papua Barat 65,26 persen,” bebernya. 

Menurutnya, kondisi itu didukung dengan daerah yang ditangani.

Di provinsi itu, ada 13 kabupaten dan kota. Jika dibandingkan dengan provinsi Papua yang kala itu masih dengan 29 kabupaten/kota, IPM-nya pada 2021 sebesar 60,62 persen. Angka tersebut sebenarnya turun ketimbang 2019 yang 60,84 persen.

”Kini jumlah daerahnya sudah berkurang. Saya yakin, IPM itu akan terus bertumbuh. Apalagi, ketika pemerintah provinsi serius dalam menjalankan otonomi khusus yang diberikan kepada Papua sejak 2001,” terangnya.

Bupati dua periode itu mencontohkan Kabupaten Jayapura. Pertumbuhan ekonomi di provinsi tersebut di triwulan II 2022 adalah 14,38 persen (year-on-year/YoY). Angka itu lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi di bulan sebelumnya yang hanya 13,30 persen.

Semasa kepemimpinannya sejak 2012, kabupaten itu memang terfokus dalam meningkatkan SDM. Ia memulainya dari menumbuhkan minat masyarakat untuk bersekolah. Termasuk membenahi kualitas pendidikan di Kabupaten Jayapura.

”Sengaja saya panggil guru-guru dari luar daerah untuk mengajar di sini. Sehingga, kualitas pendidikan di sini akan terus meningkat. Anak-anak juga akan semangat bersekolah. Karena, menurut mereka, sekolah itu asyik,” ucap pria kelahiran 1960 itu.

Akhirnya, ketika ketertarikan terhadap dunia pendidikan cukup besar, kualitas SDM-nya juga akan terbangun. Masyarakat asli Papua dapat bersaing dengan masyarakat dari pulau lain di Indonesia.

”Mayoritas masyarakat saya ini petani perkebunan. Nah, contohnya saja pisang. Yang sering terjadi, mereka panen pisang untuk dijual ke pasar. Lalu, uangnya digunakan untuk beli pisang goreng. Itu salah satu contoh terkecil,” ungkap bapak tiga anak tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: