Gibran Masuk Lintasan

Gibran Masuk Lintasan

-Ilustrasi: Reza Alfian Maulana-Harian Disway-

 

SEJATINYA, Pilpres 2024 adalah batu loncatan bagi para putra putri ”bangsawan politik”. Yakni, menjadi titik awal persaingan anak-anak para mantan presiden.

Ada Puan Maharani dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Juga, ada Yenny Wahid. Jangan lupa pula Gibran Rakabuming Raka yang beberapa hari lalu menarik perhatian publik karena bertemu Anies Baswedan, capres yang diusung Nasdem.

Ibarat balap motor, para putra mahkota dan putri mahkota itu berada di baris kedua dalam pole position. Artinya, mereka saat ini masih pada level cawapres.

Baris terdepan pole position masih ditempati Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo. Ketiganya selalu tiga teratas dari berbagai lembaga survei. Dalam top mind dan imajinasi publik, tiga sosok itu dianggap sebagai capres.

Puan Maharani, kalau dilihat dari dukungan partainya dan pengalaman politik, sangat berpeluang sebagai capres. Partainya, PDIP, tidak perlu berkoalisi bila ingin maju sendiri. Tinggal Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang juga ibu Puan itu  bilang: ”Oke”.

Pengalaman politik ada. Puan sudah bolak-balik menjadi anggota DPR RI. Kini malah jadi ketua lembaga negara itu. Puan juga berpengalaman sebagai pejabat eksekutif saat menjadi menteri koordinator pembangunan manusia dan kebudayaan (PMK).

Yang menjadi tantangan Puan ialah tingkat elektabilitas. Dari berbagai survei lembaga kredibel, dia belum mampu menembus tiga besar capres. Masih jauh.

Apalagi, berbagai langkah politik dia lebih banyak mendapat reaksi negatif dari publik. Intinya, masih sulit dijual sebagai capres. Entah kalau Mega tetap bersikukuh menyorongkan anaknya itu. 

AHY juga sulit tembus tiga besar capres. Modal pendidikan boleh mumpuni, termasuk meraih Adhi Makayasa, lulusan terbaik Akmil 2000. Juga, terbaik saat meraih master di Harvard University dan Webster University, dua kampus itu di Amerika Serikat (AS).

Tapi, ia belum punya pengalaman di pemerintahan. Belum pernah jadi kepala daerah, anggota parlemen, atau menteri. Di militer, pensiun muda sebagai mayor. Pengalamannya hanya memimpin Partai Demokrat menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), bapaknya. Wajar kalau pakemnya masih di cawapres.

Saat ini pun, partainya sedang berjuang keras agar AHY lolos jadi cawapres, mendampingi Anies. 

Yenny Wahid? Sebagai putri Gus Dur, dia tentu juga punya modal. Paling tidak bisa mengambil suara di NU. Tapi, tak punya parpol. Baru-baru ini, salah satu parpol yang tidak punya kursi di Senayan mencalonkan dia sebagai cawapres.

Sementara itu, anak cucu Soeharto belum bergeliat lagi. Dulu Tommy Soeharto berusaha bangkit di dunia politik, tetapi gagal. Kalaupun nanti muncul, kemungkinan lewat Titiek Soeharto kalau Prabowo Subianto menang. Dengan skenario, mereka rujuk. 

Anak Habibie memilih menjauh dari hiruk pikuk politik. Ilham dan Tareq menggeluti dunia bisnis.

Nah, anak sulung Jokowi ini, Gibran Rakabuming Raka, yang punya potensi. Agendanya bertemu Anies Baswedan  menjadi hot topic media. Bila PDIP, partainya Gibran, menganggap Anies rival, justru Gibran yang sambang ke hotel tempat Anies menginap. 

Para pengkritik ayahnya pun diajak bersahabat oleh Gibran. Misalnya, Rocky Gerung yang disambangi ke Bogor. Juga, bertemu Fahri Hamzah yang sering melontarkan kritik pedas ke Jokowi. Malah, Fahri dianggap role model

Gaya politik Gibran juga menjadi pembicaraan. Gaya membungkuk  kepada tamu seniornya memunculkan istilah politik santun. Itu juga bisa jadi modal. Ke depan putra-putri mantan presiden lain pun bakal mendapat pesaing serius. Ibarat racing, Gibran  sudah masuk di intasan persaingan.

Cerita pertarungan para anak presiden itu bukan cerita kosong. Itulah yang kini terjadi di Filipina. Presiden sekarang, Bongbong Marcos, adalah putra Ferdinand Marcos, presiden yang dikudeta pada 1986. Wakilnya, Sara Duterte, anak presiden sebelumnya, Rudrigo Duterte.

Karena Filipina menganut sistem satu periode, Sara sangat berpeluang jadi presiden berikutnya.

Beberapa presiden sebelumnya bernasab presiden. Presiden Gloria Macapagal adalah anak Presiden Diosdado Macapagal. Presiden Benigno Aquino anak Presiden Corry Aquino. Ke depan pun, anak dan cucu mantan presiden itulah yang akan bertarung.

Indonesia sudah ada juga contohnya, Presiden Megawati anak Presiden Soekarno. Ke depan makin seru. Perebutan para anak presiden. Ada anak Mega, anak SBY, anak Gus Dur, trah Soeharto, dan anak Jokowi. Bakal berebutan seperti di Filipina itu.

Pilpres 2024 ini akan sangat menentukan. Walaupun peluang terbesar mereka saat ini adalah pintu cawapres. Kalau bisa menang wapres, tentu di pertarungan nanti mereka punya modal kuat. (*)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: