Trauma Semeru, Mengungsi Lagi

Trauma Semeru, Mengungsi Lagi

Jembatan Gladak Perak yang menghubungkan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang dipenuhi awan panas guguran dan abu vulkanik dari erupsi Gunung Semeru, 4 Desember 2022.-Foto: BPBD Lumajang Via AFP-

LUMAJANG, HARIAN DISWAY - Hari yang kelam itu jatuh pada Sabtu jelang sore, 4 Desember 2021. Persis setahun silam. Saat itu warga desa di Kecamatan Candipuro dan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, berhamburan lari keluar rumah.

Mereka kejar-kejaran dengan guguran awan panas Gunung Semeru. Banyak yang selamat. Tapi, juga tak sedikit yang kehilangan nyawa. Ribuan rumah juga ambruk terguyur batu dan pasir dari abu vulkanik.

Akhir tahun yang gelap itu hampir terulang lagi, kemarin. Khususnya bagi warga Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, yang paling terdampak erupsi 2021. Ratusan warga seperti dejavu. Kembali mengungsi setelah erupsi Semeru makin membesar pukul 12.00.


Petugas BPBD Lumajang mengevakuasi seorang nenek yang masih di rumah saat terjai erupsi Gunung Semeru-Foto: BNPB-

"Lihat langitnya gelap lagi tadi siang. Awannya merah. Siapa yang nggak takut. Mending lari selamatkan diri," ungkap Siti Soleha, warga Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh, Minggu, 4 Desember 2022.

BACA JUGA:La Nina Penyebab Erupsi Semeru Tiga Tahun Beruntun

BACA JUGA:Mengunjungi Kompleks Hunian Tetap saat Semeru Erupsi lagi

Perempuan 34 tahun itu mengungsi bersama 400-an warga lain ke Kantor Kecamatan Candipuro. Mereka bersama anak-anak duduk berkerumun di lantai pendapa. 

Begitu juga 280-an warga di Kantor Desa Penanggal. Seperti akhir tahun lalu, kini mereka kembali menunggu kepastian nasib. Menanti erupsi gunung tertinggi di Jawa itu reda lagi… (Mohamad Nur Khotib)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: