Bus Listrik Eks KTT G20 Beroperasi di Surabaya
Petugas cleaning service Ronald Faizal membersihkan bagian bagian Bus Listrik produksi PT INKA yang digunakan untuk kendaraan angkut pemilihan KOCI Jatim.-Boy Slamet-
SURABAYA, HARIAN DISWAY- LAYANAN transportasi di Kota Pahlawan bakal bertambah. Bus listrik yang jadi alat transportasi delegasi KTT G20 di Bali diberikan ke Pemkot Surabaya. Sebanyak 34 unit bus bakal dikirim mulai pertengahan Desember.
Nantinya, pengoperasian bus listrik dilakukan melalui mekanisme kontrak kerja sama antara Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan pihak operator Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia (DAMRI).
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya Tundjung Iswandaru mengatakan, puluhan unit bus listrik itu akan dikirim secara bertahap.
”Tahun ini perkembangan terakhirnya 25 unit dulu. Karena tahun ini beroperasinya kurang lebih sekitar 1-2 minggu. Kontraknya di tahun berikutnya,” ujarnya, Kamis, 8 Desember 2022.
Mengenai rute operasional bus, kata Tundjung, pemkot telah mengajukan dua rute. Rute pertama yang mulai Terminal Purabaya hingga Kenjeran Park.
”Itu melalui Jalan Jemursari, SIER, Rungkut, perempatan Gunung Anyar, MERR, sampai Kenjeran,” ujar Tundjung.
Lalu, rute kedua, dimulai dari Jalan Benowo menuju ke pusat kota, yakni Jalan Tunjungan. Pemilihan rute kedua itu direncanakan demi menunjang transportasi Piala Dunia U-20 tahun depan. Dengan begitu, dapat dihubungkan ke Stadion Gelora Bung Tomo (GBT).
Bus listrik Merah Putih yang diproduksi PT Inka (Persero) itu rencananya juga dioperasikan ke beberapa daerah seperti Bandung dan Bali. Bantuan dari Kemenhub tersebut menggunakan skema buy the service (BTS).
Artinya, dengan skema itu, pelayanan angkutan massal menjadi lebih baik. Sebab, pihak operator tidak harus mengejar setoran lantaran biaya operasional telah disubsidi.
Tundjung mengatakan, pihaknya akan mendukung penuh operasional bus listrik karya anak bangsa. Masalah teknis akan dikoordinasikan dengan pihak operator.
”Jadi, perkembangan terakhir semua bisa dilakukan tinggal nanti kami koordinasi lebih lanjut. Seperti pengoperasian dan bus stop,” ucapnya.
Ia juga menyarankan ke pihak pengelola untuk mempekerjakan para sopir dari warga Surabaya. Selain itu, dengan penambahan layanan moda transportasi umum, diharapkan bisa mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
Sebelum operasional bus listrik diterapkan, lanjut Tundjung, pihaknya akan melakukan sosialisasi.
”Nanti kalau sudah mendekati, kita soft launching dulu. Semoga jumlah masyarakat yang beralih ke angkutan umum lebih banyak lagi. Surabaya biar gak tambah macet,” lanjutnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: