Festival Vegan Surabaya Terbesar di Dunia

Festival Vegan Surabaya Terbesar di Dunia

MENTERI Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menerima penghargaan dari Lembaga Prestasi Indonesia Dunia pada penutupan Festival Vegan di Grand City Convention & Exhibition, 11 Desember 2022..-Foto: Boy Slamet-Harian Disway-

Festival Vegan terbesar di dunia ada di Surabaya. Di Exhibition Hall Grand City, 4-11 Desember 2022. Menghadirkan 500 varian menu dan 114 tenant berbasis nabati. Belum ada festival Vegan sebesar ini sebelumnya.

---

INDONESIA Vegetarian Society (IVS) bersama Vegan Society of Indonesia (VSI) serta PT Hardaya Widya Graha, menggelar Vegan Festival di Grand City Surabaya. Di Indonesia, pola hidup sehat berbasis nabati telah menjadi tren tersendiri. 

Masyarakat telah menerapkan pola hidup lebih sehat pasca pandemi Covid-19. Termasuk pola makan yang tidak berasal dari produk hewani. 

Tercatat sebanyak 29 sekolah, tujuh rumah sakit vegetarian, dan empat hotel vegan di Indonesia yang menerapkan pola vegetarian. Rumah makan pun begitu. Sudah tersedia lebih dari dua ribu rumah makan vegan.

Dalam ruang Exhibition Hall, Grand City Surabaya, tampak ratusan tenant berjajar di sudut utara. Beberapa tempat duduk dan meja makan disiapkan di tengah ruangan. Semuanya berbasis nabati. Tanpa kandungan hewani sedikit pun. 

Seperti tenant Vegan Land yang dikelola oleh anak muda asal Surabaya. Tenant itu bertema rustic. Menyajikan sekitar 20 varian makanan ringan nabati. Ada keripik tempe, sambal, butter almond, hingga konsumsi biji-bijian.

“Vegan Land ini baru dua bulan,” ujar Leo, pendiri Vegan Land yang sudah menjadi seorang vegan selama 14 tahun. Inisiatif itu muncul sejak lama. Sebagai seorang vegan, Leo kesusahan mencari makanan ringan berbasis murni nabati. Dari situlah lelaki lulusan Amikom Yogyakarta itu melihat peluang.

Bahwa bisnis itu juga membawa misi. Ia ingin lebih banyak orang yang punya pola makan sehat. Yakni dengan menjadi seorang vegan atau vegetarian.

Produk-produk Vegan Land cukup laku keras. Terutama dalam pameran-pameran. Bisa menjual 3 ribu – 4 ribu pcs dari semua produk.

Kini, pemasarannya pun sudah dipasarkan ke berbagai kota. Seperti Palu, Palembang, Kalimantan, dan Bali. Tahun depan, Leo bakal menjajal pasar di Jakarta.

Tenant lain yaitu Puvey Aspfela menyajikan masakan Bali betutu dan nasi kuning. Bali betutu identik dengan sate lilit, yang berbahan daging. Namun, sate lilit Puvey Aspfela justru berbahan nabati dari soya kedelai. 

“Kalau seperti ayam suwir dalam nasi kuning ini dibuat dari jamur. Perkedelnya dari kentang. Murni kentang tanpa daging,” ujar Sri Wahjuni, owner Puvey Aspfela.

Usaha kuliner tersebut digagas Sri sejak 2021. Bertempat di Perum Graha Natura, Lontar, dan menjadi jujugan bagi para vegan maupun vegetarian. Sama halnya dengan tenant I-Vegan Pizza milik Yogen Marshel Wijaya. Varian produk pizza I-Vegan seluruhnya terbuat dari bahan nabati. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: