Pro-Kontra Pangkat Tituler Deddy Corbuzier

Pro-Kontra Pangkat Tituler Deddy Corbuzier

-Ilustrasi: Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

TENTU banyak yang berharap agar Letkol (tituler) Deddy Corbuzier ikut menjelaskan mengapa dirinya medapat pangkat perwira menengah itu. 

Bukankah ia diberi pangkat karena dianggap ahli komunikasi media sosial. Seharusnya ia bisa menggunakan keahliannya itu untuk memberikan penjelasan kepada publik.

Pangkat melati dua yang terletak di pundaknya itu menimbulkan pro-kontra. Polemik. Para petinggi TNI kini ikut sibuk menjelaskan. Laksamana Yudo Margono yang akan dilantik jadi panglima TNI sudah disodori pertanyaan oleh wartawan. Mengapa Deddy diberi pangkat? 

Yudo pun menjawab, nanti ditanyakan ke KSAD Jenderal Dudung Abdurachman. Sebab, mekanisme pengusulan berasal dari kepala staf angkatan, kemudian disetujui panglima TNI.

Dudung pun menjelaskan: usulan pangkat Deddy dari Kemenhan yang disetujui panglima TNI. Tapi, sebelumnya, ada koordinasi dengan ia sebagai KSAD.

Pangkat yang diterima Deddy itu katagori perwira menengah. Letnan kolonel (letkol). Kalau penugasan teritorial, setara komandan kodim. Kalau di operasional pasukan, memegang jabatan komandan batalyon.

Seperti prajurit TNI lainnya, Deddy juga akan mendapat hak gaji. Juga,  kalau berurusan dengan hukum, ia akan diproses di pengadilan militer.

Laksamana Yudo maupun Jenderal Dudung menjelaskan, TNI berhak mengangkat warga sipil sebagai anggota TNI dan diberi pangkat. Jubir Kemenhan pun menjelaskan, pesulap yang kini menjadi youtuber itu diberi pangkat karena dianggap memiliki keahlian komunikasi media sosial.

Yang menjadi pertanyaan publik, apa kriterianya sehingga pangkat diberikan kepada Deddy? Ketua Komisi 1 DPR Meutya Hafid pun meminta TNI menjelaskan lebih detail kepada masyarakat luas.

Kalau kita runut ke belakang, sudah banyak sipil yang mendapat pangkat tituler. Di antaranya, Prof Nugroho Notosusanto dan Idris Sardi.

Nugroho diberi pangkat tentara karena ahli sejarah. Profesor sejarah di Universitas Indonesia. Di era Orde Baru, ia awalnya diminta menuliskan sejarah ABRI (TNI). 

Terakhir berpangkat brigadir jenderal (tituler). Sempat memegang jabatan kepala Pusat Sejarah ABRI. Setelah itu,  kariernya langsung melesat menjadi rektor UI serta menteri pendidikan dan kebudayaan.

Intinya, kepakaran Nugroho di bidang sejarah tak perlu diragukan. Tak hanya di UI, ia memperdalam ilmu sejarahnya di University of London. Disertasinya pun tentang sejarah tentara Peta (Pembela Tanah Air) saat pendudukan Jepang.

Idris Sardi diberi pangkat tituler karena ahli musik. Dikenal sebagai maestro biola. Saking cintanya dengan biola, nomor polisi mobilnya pun B 10 LA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: