Theo Hernandez: Si Rubah Prancis di Kotak Penalti

Theo Hernandez: Si Rubah Prancis di Kotak Penalti

Theo Hernandez jadi bintang semifinal. Golnya di awal pertandingan kontra Maroko menginspirasi Les Bleus untuk melangkah ke partai puncak untuk kedua kalinya.--Fabrizio Romano

DOHA, HARIAN DISWAY - Prancis dihadapkan pada krisis pemain jelang keberangkatan ke Qatar. Pemain reguler Les Bleus –julukan Prancis– seperti N’Golo Kante, Paul Pogba, Presnel Kimpembe, dan Karim Benzema terpaksa tak ikut merumput bersama sang juara bertahan.

Lucas Hernandez, yang berkesempatan main dalam pertandingan pertama mereka melawan Australia harus menepi hingga turnamen usai setelah menderita cedera ACL.

Pria yang menggantikannya di bek kiri itu baru saja mencetak gol pertama Prancis di semifinal Piala Dunia melawan Maroko. Namanya Theo Hernandez, dan ia adalah adik kandung Lucas.

Di menit kelima, Theo menyambar bola lepas di dekat tiang gawang dan menunjukkan ketenangan dan ketangkasan yang luar biasa dalam menguasai bola dengan kaki kirinya, melewati kiper Maroko Yassine Bounou yang sebelumnya tak pernah dibobol pemain lawan selama turnamen. 

Layaknya rubah dalam kotak, siapa yang menyangka seorang bek kiri bisa menyelinap ke kotak penalti saat pertandingan baru dimulai.


Sontekan kaki kiri Theo berbuah gol perdana dari pihak lawan ke gawang Yassine Bounou dari Maroko selama gelaran turnamen--UEFA

Gol Theo menjadi pukulan kilat buat Maroko, yang sebelumnya tampil amat solid dalam bertahan. Hanya butuh 4 menit 39 detik untuk Les Bleus –julukan timnas Prancis– membobol gawang mereka dan itu jadi catatan tersendiri. Gol ini menjadi yang tercepat di semifinal Piala Dunia sejak 1958 silam. 

Dirinya memanfaatkan celah kosong yang ditinggalkan pemain bertahan Maroko untuk fokus menjaga Kylian Mbappe dan Olivier Giroud.

Gaya bermain itu dijadikan Theo sebagai realitas dari ciri khas, bukan sekadar fantasi yang berakar pada kegilaan akan ruang. Di klubnya AC Milan, ia berulang kali mencetak gol dengan cara serupa. Bahkan beberapa kali ia mencatatkan namanya di papan skor dengan solo run.

Baik di tim nasional maupun di klub, Theo diandalkan lebih dari sekadar fungsi pemain belakang. Ia juga berperan membangun serangan sekaligus playmaker dari sisi sayap memanfaatkan atribut permainannya yang cepat dan punya umpan silang akurat.

Terpilih sebagai bagian dari tim Serie A musim tiga kali berturut-turut, Theo membantu AC Milan mengakhiri penantian 11 tahun untuk gelar Serie A musim lalu.

Bermain di belakang Kylian Mbappe di sisi kiri Prancis, ia memberi tim potensi tambahan dalam serangan –menyumbangkan dua assist di babak penyisihan grup– meski terkadang pos yang ditinggalkan sering jadi bulan-bulanan tim lawan yang punya winger cepat.

Selepas kemenangan semifinal melawan Maroko, Theo menyatakan bahwa Argentina dan Lionel Messi, tidak membuat Prancis takut.

“Memainkan dua final Piala Dunia berturut-turut adalah momen yang luar biasa. Kami melakukan pekerjaan dengan baik, itu sulit, tetapi kami berada di final,” kata Theo kepada media Italia RAI Sport. 

“Kami akan bekerja keras untuk memenangkan final ini. Sekarang kami harus memikirkan final. Saya lelah, tapi senang memenangkan semifinal Piala Dunia,” ujarnya.

“Sekarang mari kita pulih untuk hari Minggu. Messi tidak membuat kami takut, Argentina adalah tim yang luar biasa tetapi kami memiliki beberapa hari untuk bekerja," tambah pemain 25 tahun itu. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: