Bohong yang Terbohong di Sidang Sambo

Bohong yang Terbohong di Sidang Sambo

-Ilustrasi: Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

”Tidak menembak.”

JPU: ”Sudahkah hasil poligraf Saudara ketahui, apa?”

”Tidak jujur.”

”Ya sudah.”

Jadi, cuma Sambo dan istrinya, Putri, yang bohong dalam tes tersebut.  Dengan tingkat bohong terbohong (sesuai skor) Putri, minus 25.

Sampai, soal skor Putri itu dikomentari pakar hukum pidana dari Universitas Trisakti, Jakarta, Abdul Fickar Hadjar. Dalam program Satu Meja The Forum di Kompas TV, Rabu (14/12). 

”Menurut saya, minus 25 mengerikan juga. Artinya, keterangannya hampir tidak ada yang benar. Minusnya terlalu banyak,” ujar Fickar.

Digambarkan Fickar tentang karakter Putri: ”Umpamanya untuk menjawab pertanyaan secara jujur, pasti akan ada gangguan-gangguan juga kalau memang biasa merekayasa.”

Maksudnya, seumpama jawaban Putri jujur pun, mesin lie detector akan mereaksi secara salah. Itu karena Putri sudah biasa merekayasa.

Begitulah dahsyatnya pengadilan terhadap terdakwa perkara pidana. Semua hal yang semula di ranah privat diungkap jadi ranah publik. Bahkan, dikomentari pakar pula. 

Bandingkan dengan kondisi keluarga Sambo ketika Brigadir Yosua belum dibunuh. Sangat jauh beda.

Sebenarnya tingkat akurasi lie detector sekitar 93 persen. Signifikan, tapi tidak mutlak. Margin error 7 persen, bisa karena penguji kurang ahli atau alatnya rusak. 

Bisa juga, orang yang diuji sangat ahli. Sekelas agen rahasia negara sangat terlatih. Yang, dalam keadaan kepepet, ia dengan tenang menembak tubuhnya sendiri di bagian tidak mematikan, demi suatu alasan, dalam suatu rekayasa kejadian. Kayak di film-film spy.

Dikutip dari USA News, 25 September 2012, bertajuk NSA Whistleblower Reveals, How to Beat a Polygraph Test?, dipaparkan semua proses tes bohong. Termasuk contoh, cara seorang agen rahasia negara memanipulasi lie detector, dari jawaban bohong menjadi hasil tes yang jujur.

NSA (National Security Agency). Agensi kriptografi milik pemerintah Amerika Serikat (AS). Didirikan Presiden AS Harry S. Truman, 4 November 1952. Tugasnya mengumpulkan dan menganalisis komunikasi negara lain serta melindungi informasi negara AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: