Bliblioneer Insight with Dahlan Iskan: Suport dan Apresiasi di Tim (3-habis)

Bliblioneer Insight with Dahlan Iskan: Suport dan Apresiasi di Tim (3-habis)

Peserta Bliblioneer memberikan apresiasi lewat emoticon di zoom pada acara Bliblioneer 14 Desember 2022.-Salman Muhiddin/Harian Disway-

Kata Founder Harian Disway Dahlan Iskan pemimpin harus memberikan apresiasi ke anak buah yang kerjanya oke. Lalu bagaimana cara apresiasi Abah Dahlan?

--

Tips itu disampaikan di Bliblioneer Insight Let Our Sunshine, Rabu, 14 Desember 2022. Acara yang diselenggarakan BliBli itu digelar daring dengan peserta nyaris 400 orang.

“Yang paling dibenci adalah ketika ketua grup anda tidak memberi apresiasi kepada anda. Karena anda ketua grup, anda berpikir, ya memang itu sudah tugasnya. Dia sudah dibayar. Anda tidak sadar bahwa dia itu bukan mesin,” ujar pengusaha 71 tahun itu. 

Orang senang dipuji. Bahkan Dahlan pun mengakui dirinya terkadang senang mendapat pujian meski ia merasa tak pernah kekurang sama sekali.

Karena itulah alangkah senangnya ketika ada anak buah yang mendapat apresiasi. Ketika menjadi bos, manajer, atau direktur apresiasi ke bawahan yang menjadi rekan kerja itu sangat perlu. “Sekecil apapun. Tetapi jangan berlebihan,” ujar Menteri BUMN 2011-2014 itu.

Apresiasi tak hanya dari ucapan terimakasih atau pujian. Dan terkadang apresiasi itu tak perlu diucapkan secara gamblang.

Terkadang saat ada karyawan berprestasi Dahlan memberikan apresiasi secara tak langsung. “Saya pernah bilang begini. Eh, dia datang nih,” kata Dahlan di hadapan banyak karyawan kala itu. 

“Atau bilang. Dia jago kita,” lanjut Dahlan. 

Apresiasi itu tak bisa dipelajari dari buku pelajaran. Harus tulus. Namun, Dahlan segera merevisi diksi yang dipakai. 

Sepertinya tulus agak munafik. Sebab, pujian itu memiliki maksud tertentu: memajukan perusahaan.

Kata yang cocok adalah natural. Pujian yang natural bisa menguatkan mental anak buah. Kerja jadi lebih trengginas.

Persoalannya, terkadang pemimpin tidak tahu karakter anak buahnya di hari-hari pertama. Masih meraba-raba. “Kok dimarahi nangis. Dia diajak ngomong kok suka pegang HP,” kata Dahlan.

Dalam waktu sebulan pemimpin harus tahu karakter bawahannya. ”Kalau sudah sebulan anda belum tahu, berarti anda tidak pernah perhatikan ke teman-teman anda. Anda cuek. Cuek yang tidak produktif,” ucap tokoh jurnalistik nasional itu.

Maka yang harus dilakukan adalah mengintensifkan komunikasi atau interaksi dengan rekan kerja.

Ketika ada seseorang yang kerja habis-habisan. Tidak kenal lelah. Maka apresiasi yang bisa diberikan adalah dengan menyentuhnya. Tanpa kata-kata. “Misalkan sentuh pundaknya,” kata Dahlan.

Jenis apresiasi pun ada ribuan macam. Harus disesuaikan dengan karakter masing-masing. Yang terpenting pimpinan harus tahu karakter masing-masing pegawai. Terkadang ada juga yang tidak suka dipuji. Takut dikira tukang penjilat. (Salman Muhiddin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: