Tantangan Ekonomi Jawa Timur

Tantangan Ekonomi Jawa Timur

-Grafis: Annisa Salsabila-Harian Disway-Bank Indonesia

EKONOMI dunia pada 2023 masih dibayangi ketidakpastian. Perang Rusia dan Ukraina belum bisa diprediksi akan sampai kapan. Belum lagi tarik ulur perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok. Ditambah ketegangan antara Tiongkok dan Taiwan. Semua itu membuat semua negara berusaha menjaga ekonominya secara lebih berhati-hati.

Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi global akan lebih rendah daripada perkiraan sebelumnya. Ini menyusul meningkatnya risiko stagflasi dan ketidakpastian keuangan global. Perlambatan ekonomi itu dipengaruhi oleh berlanjutnya ketegangan geopolitik yang memicu fragmentasi perekonomian, perdagangan, dan investasi. Semua negara juga melakukan pengetatan kebijakan moneter yang agresif. 

Tingginya tekanan inflasi global ini juga membuat negara-negara menambah pengetatan kebijakan moneternya. Pemulihan ekonomi pasca pandemi yang diharapkan terjadi pada 2023 tertahan oleh risiko stagflasi tersebut.

Bagaimana Indonesia? Sebenarnya perekonomian domestik pada Triwulan III 2022 cukup menggembirakan. PDB kita pada teriwulan III mencapai 5,72 persen (year on year). Naik daripada triwulan II (5,45 persen) dan triwulan I (5,02 peren). Triwulan IV ini diperkirakan sedikit menurun. Pada 2022 terjadi peningkatan konsumsi, investasi non bangunan, dan ekspor. Melandainya Covid-19 membuat mobilitas penduduk meningkat tajam. Sehingga aktivitas dunia usaha bisa berputar lagi. Termasuk dilanjutkan lagi proyek-proyek pembangunan oleh pemerintah dan swasta.

Jawa Timur memiliki rapor ekonomi yang lebih baik daripada daerah lain. Kasus Covid-19 di Jawa Timur trennya terus menurun daripada 2021. Hingga November 2022, terdapat 230.550 kasus. Atau turun 27,03 persen daripada 2021. Vaksin dua dosis di Jatim hingga 4 Desember 2022 mencapau 75,45 persen. Sayangnya booster baru 24,95 persen. 

Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan III, yakni 5,58 persen (YoY). Sedikit turun bila dibandingkan triwulan II yang mencapai 5,76 persen (YoY). Situasi yang sama terjadi pada pertumbuhan ekonomi di sisi permintaan dan penawaran. Positifnya pertumbuhan ekonomi Jawa Timur ditopang oleh peningkatan konsumsi rumah tangga, ekspor luar negeri, net ekspor dalam negeri, dan konsumsi pemerintah. Dan perlambatan terlihat pada investasi. Kabar gembira terlihat pada kegiatan dan penyerapan tenaga kerja telah pulih seperti sebelum pandemi Covid-19. Ancaman PHK belum terlihat nyata di Jawa Timur.

Namun BI, dalam paparan Kepala Perwakilan Jatim Budi Hanoto kepada pimpinan media, memprediksi kinerja ekonomi pada triwulan IV lebih rendah daripada triwulan sebelumnya. Ini dipengaruhi oleh ketidakpastian global dan proyek strategis yang telah masuk dalam tahap penyelesaian.

Pada pertengahan triwulan IV, terjadi defisit dalam neraca perdagangan di Jawa Timur. Ini menjadi pekerjaan rumah Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Neraca perdagangan luar negei Jatim pada November 2022 defisit USD 1,31 miliar. Tapi ini lebih baik daripada triwulan II (USD 2,94 miliar)

Padahal perkembangan ekspor luar negeri Jatim sebenarnya meningkat. Pada November lalu naik 2,01 persen (month to month). Lebih baik daripada Oktober 2022. Hanya saja pertumbuhan tahunan kumulatif (Januari-November 2022) yakni 6 persen (ctc) lebih rendah daripada Januari-November 2021. 

Untuk impor Jatim pada November 2022 tercatat USD 2,65 persen. Naik 3,49 persen (mtm) daripada Oktober. Yang menggembirakan, perdagangan antar daerah Jatim surplus pada triwulan III dan terus menunjukkan tren peningkatan. 

Bayang-bayang inflasi memang masih menghantui Jatim. November lalu inflasi Jatim 6,62 persen (yoy). Sedikit melandai daripada Oktober (6,65 persen. Tapi masih jauh di atas sasaran inflasi 3-4 persen.  Tingginya inflasi di Jatim disebabkan oleh kelompok volatile foods (VF) dan administered prices (AP). VF adalah kenaikan harga untuk menjaga stabilitas komoditas harga pangan. Sedangkan AP merupakan harga suatu barang atau jasa yang beredar di masyarakat berdasarkan aturan pemerintah.

Tingginya inflasi VF ini akibat tingginya curah hujan dan hama antraknosa pada Triwulan II. Sementara tingginya inflasi AP akibat kenaikan harga BBM. Imbas kenaikan harga BBM subsidi ini masih akan terus terjadi hingga triwulan IV. Terutama pada ongkos angkut barang dan transportasi.

Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) juga berkontribusi dalam menjaga kinerja ekonomi dengan menjaga stabilitas keuangan. Pada Oktober 2022, stabilitas keuangan di Jatim terjaga berkat menurunnya risiko kredit perbankan. Namun bisa juga ini dibaca sebagai perlambatan karena penyaluran kredit perbankan turun.

Penguatan ekonomi Jawa Timur pada triwulan III ditopang oleh penguatan ekspor manufaktur, baik ekspor luar negeri dan net ekspor dalam negeri. Ini karena adanya kawasan industri yang menggeliat. Jawa Timur memiliki 10 kawasan industri existing. Antara lain kawasan ekonomi khusus JIPPE di Gresik, KEK Singhasari, beberapa poros industri padat karya, poros industri besar di Tuban, dan kawasan industri halal di Sidoarjo. Jangan lupa, juga suksesnya program misi dagang yang gencar dilakukan Khofifah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: