Tantangan Ekonomi Jawa Timur

Tantangan Ekonomi Jawa Timur

-Grafis: Annisa Salsabila-Harian Disway-Bank Indonesia

Jatim juga terus melakukan perluasan digitalisasi di semua sektor. Optimalisasi digitalsasi ini meningkatkan awareness masyarakat dan mendukung peningkatan transaksi digital yang mendorong perbaikan konsumsi swasta. Inklusivitas ekonomi Jatim dilakukan juga melalui pengembangan UMKM, ekonomi syariah, dan pariwisata. Bank Indonesia misalnya memiliki rumah kurasi UMKM. Tentu UMKM yang dikurasi BI ini menjadi jaminan tersendiri untuk mendapat modal perbankan.

Ekonomi Jatim juga ditopang dengan kuatnya lumbung pangan yang mampu menjaga gejolak harga pangan. Jatim merupakan lumbung beras nasional. Juga lumbung bawang merah, cabai merah, telur, jagung, ayam potong, daging sapi, dan daging ayam. Sejumlah daerah menjadi penyuplai pangan bagi daerah lain dengan memiliki kerja sama antar daerah. Misalnya untuk beras ada kerja sama antara Ngawi dan DKI Jakarta.

Bagaimana 2023? 

Kinerja ekonomi 2022 diperkirakan antara 5,1 persen -5,5 persen (yoy). Namun bisa jadi menjadi lebih rendah pada rentang 4,9 persen - 5,3 persen (yoy) pada 2023. Semuanya akibat faktor global yang tidak bisa dicegah.

Inflasi indeks harga konsumen (IHK) 2022 diperkirakan masih jauh di atas sasaran inflasi 3-4 persen. Ini akibat hama dan kenaikan harga BBM. Pada 2023, BI cukup optimistis dengan memprediksi inflasi IHK kembali ke target 3-4 persen.


-Grafis: Annisa Salsabila-Harian Disway-Bank Indonesia

Ada sejumlah tantangan dalam ekonomi Jatim pada 2023. Dari sisi global, masih terjadi ketidakpastian. Misalnya terkait perang Rusia dan Ukraina, resesi, dan peningkatan suku bunga. 

Dari domestik, meningkatnya suhu politik menjelang Pemilu 2024 juga bisa memicu ketidakstabilan ekonomi. Meski begitu, persiapan Pemilu juga bisa mendorong peningkatan konsumsi. Tantangan lainnya adalah dilakukannya konsolidasi fiskal. Dan ini tentu mmebuat konsumsi pemerintah dan investasi berkurang. Selain itu, subsidi BLT BBM dan subsidi upah sudah tidak ada pada 2023. 

Jatim pada 2023 punya potensi besar untuk bangkit. Ini karena Covid-19 semakin terkendali, proyek strategis berlanjut, adanya persiapan Pemilu yang mendorong konsumsi, semakin majunya UMKM, dan tingginya daya saing ekspor luar negeri dan antardaerah. Beroperasinya smelter Freeport di Gresik pada 2023 juga akan mendongkrak kinerja ekonomi Jatim. (*)

*) Pemimpin Redaksi Harian Disway

 

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: