Robot Paro, Efektif pada Lansia dan Autisme, Bisa Tenangkan Astronot Mars

Robot Paro, Efektif pada Lansia dan Autisme, Bisa Tenangkan Astronot Mars

BERSAMA ROBOT PARO, anak-anak korban tsunami ini bercanda di kamp pengungsian Kesennuma, Miyagi, 11 Februari 2012.-Kazuhiro Nogi-AFP-

Berangkat ke ’’planet antah berantah’’ bisa bikin stres. Gelisah hebat. Karena itu perlu kawan perjalanan yang menyenangkan. Karena itu, Jepang mengetes Paro, robot anjing laut yang superimut, untuk menemani astronot yang akan diberangkatkan ke Mars.

 

PERJALANAN ke Mars itu memang sudah dirancang. Ada enam orang yang jadi kandidat astronot ke Planet Merah tersebut. Mereka menjalani simulasi pada November 2022. Lamanya dua pekan. Tempatnya di Mars Desert Research Station, milik Mars Society, di Utah, Amerika Serikat.

 

Para kandidat itu diskenariokan hidup di Mars. Dengan bebatuan dan tanah yang mirip dengan planet keempat tersebut. Selama 14 hari, mereka hidup terisolasi. Tentu dengan peranti penunjang kehidupan yang komplet. Misalnya, seperangkat alat kesehatan dan kedaruratan. Juga bibit tanaman yang harus mereka tanam sendiri. Untuk bahan makanan seandainya manusia nanti benar-benar membangun koloni di Mars.

 

Nah, selama masa isolasi itu, mereka ditemani dengan Paro. Ini adalah boneka berbentuk anjing laut, produksi Paro Robots. ’’Kami akan menguji seberapa besar dampak paro untuk mengatasi stres, kegelisahan, dan perasaan terisolasi. Datanya akan kami pakai untuk riset di masa depan,’’ begitulah bunyi rilis resmi tim riset robot Paro.

 

’’Separo dari kandidat astronot itu sangat menikmati kehadiran Paro pada pekan pertama. Sisanya mulai menikmati pada pekan kedua,’’ begitu laporan penelitian tersebut.


ROBOT IMUT Paro yang bisa dipakai untuk menghalau stres dan kegelisahan.-Paro Robot via SCMP-

 

Paro adalah robot berukuran 57 sentimeter. Mulai hidung sampai ujung ekornya yang bisa berkibas-kibas. Beratnya 2,6 kilogram. Wajahnya imut. Matanya hitam kelam. Dalam. Cukup menghanyutkan.

 

Robot itu dilengkapi prosesor 32 bit, tiga mikrofon, plus 12 sensor. Kumisnya sensitif pada sentuhan. Tubuhnya dilengkapi motor yang membuat boneka itu bisa bergerak layaknya anjing laut asli. Sangat realistis. Tetapi tetap hening. Tidak ada suara derit engsel, misalnya.

 

Paro dilengkapi kecerdasan buatan. Ia bisa merespons dan berinteraksi dengan manusia. Paro juga diprogram untuk aktif pada siang hari dan ’’tidur’’ pada malam hari.

 

Selama ini, ia sudah terbukti efektif mengurangi kegelisahan pada anak-anak penyandang autisme. Pada 2002, Paro juga dicatat dalam Guinness World Records sebagai “Hal yang bisa mengurangi tingkat stres secara sangat signifikan.’”

 

Di Jepang, Paro dipakai di tempat-tempat perawatan psikologis. Pun panti lanjut usia. Robot itu juga dimanfaatkan oleh Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa.

 

Di Hong Kong, pembelian Paro untuk lembaga kesehatan dan sosial bahkan disubsidi oleh pemerintah. Yang terbaru, Polandia menyumbang enam Paro untuk merawat kejiwaan anak-anak Ukraina yang trauma karena serangan Rusia.

 

Perancang Paro adalah Takanori Shibata. Ia adalah peneliti di National Institute of Advanced Industrial Science and Technology di Tokyo. Sejak dirilis pada 1998, Paro sudah membuktikan kemampuannya sebagai alat terapi.


LANSIA GEMBIRA saat bermain-main dengan robot Paro di rumahnya.-Paro Robot via SCMP-

 

Dalam perjalanannya, Paro bisa menenangkan pasien demensia. Paro bisa merespons sentuhan, mengingat wajah, serta mempelajari gerakan-gerakan yang memicu reaksi positif pada pasien.

 

Peran Paro sebenarnya sama dengan hewan lain yang digunakan untuk terapi. Yaitu memberikan ketenangan plus menjadi teman interaksi yang menyenangkan. ’’Hewan asli lebih mahal. Harus dilatih secara khusus. Juga butuh makanan dan perawatan medis. Sedangkan robot jauh lebih murah dan bisa bertahan lama,’’ ucap Shibata seperti dikutip This Week in Asia.

 

Paro juga cocok untuk misi luar angkasa yang penuh tekanan. Perjalanan ke Mars diperkirakan berlangsung enam bulan. Dan aktivitas di planet itu diperkirakan selama dua tahun. Misi ke Mars akan menjadi sebuah tempat isolasi yang sangat lama bagi para awaknya. Mereka tidak bisa berinteraksi dengan banyak orang dalam waktu yang panjang. ’’Paro bisa meningkatkan kondisi mental para astronot,’’ ucap Shibata.


PENYINTAS TSUNAMI Tsukayo Kumagai, 47, bermain bersama robot Paro di prefektur Miyagi, Jepang, 11 Februari 2012.-KAZUHIRO NOGI-AFP-

 

Japan Aerospace Exploration Agency ditargetkan untuk mengirim misi Mars Moons (MMX) pada 2024. Tim ekspedisi itu akan mengunjungi dua bulan yang mengitari mars. Diperkirakan, misi itu baru rampung pada 2029.

 

Nah, pada sekitar 2030-an, Jepang berambisi mengirimkan astronot untuk singgah di Mars. Mereka inilah yang akan didampingi Paro. Tentu jika para astronot itu tidak keberatan. (Doan Widhiandono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: