BEI Jatim Ajak Santri dan Penyandang Disabilitas Melek Saham

BEI Jatim Ajak Santri dan Penyandang Disabilitas  Melek Saham

KEPALA BEI JATIM Dewi Sriana Rihantyasni memaparkan program BEI untuk 2023. -FOTO: JULIAN ROMADHON-HARIAN DISWAY-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Indonesia Stock Exchange (IDX) atau Bursa Efek Indonesia (BEI) perwakilan Jawa Timur segera mengembangkan kantor gerai investasi edukasi (GIE) baru. Selama 2023. Dimulai pada Februari bagi para santri dan penyandang disabilitas.

Dua sasaran itu diumumkan langsung oleh Kepala Kantor IDX BEI Perwakilan Jawa Timur Dewi Sriana Rihantyasni, Selasa, 24 Januari 2023, dalam acara workshop pasar modal di gedung KP BEI Jawa Timur, Surabaya.

 Menurut Ana –sapaan Dewi Sriana Rihantyasni– itu sudah sesuai dengan program dan tema Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia. Tertuang dalam arah strategis literasi keuangan tahun 2023. OJK juga memiliki sasaran prioritas lain. Yakni, UMKM dan masyarakat daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).

Sementara itu, sasaran prioritas inklusi keuangan untuk segmen perempuan, pelajar, mahasiswa dan UMKM, masyarakat wilayah perdesaan, serta sektor jasa keuangan syariah. ”Secara umum, temanya adalah Meningkatkan Ketahanan Finansial Melalui Peningkatan Literasi Keuangan dan Inklusif,” ujar Ana.

Perkembangan pasar modal di Jawa Timur, kata Ana, cukup baik. Meskipun, sempat diterpa badai pandemi dan banyak anggotanya yang akhirnya memilih menutup kantor bursanya. Namun, yang tidak disangka, justru perkembangannya beralih ke daerah lain. Misalnya, Surabaya, Sidoarjo, dan Malang. 

”Jika tahun lalu kami umumkan ada di Situbondo, Jember, Blitar, dan Kediri, itu sekarang tutup,” ujar Ana. ”Pandemi itu memang membuat perubahan pasar modal. Juga, untuk perubahan jumlah anggota bursa, saat ini angkanya 50 di berbagai kota itu,” lanjutnya.

Meskipun demikian, berkurangnya jumlah keanggotaan bursa tidak memengaruhi fasilitasi masyarakat di Jatim yang ingin menjadi investor di pasar modal. Dari 50 anggota bursa itu, 39 di Surabaya, 1 di Sidoarjo, dan 10 di Malang. ”Tak perlu khawatir, mereka ada yang memiliki dua cabang perusahaan,” katanyi. Jumlah tersebut, menurut dia, lebih besar jika dibandingkan dengan daerah di luar Jakarta.

 Dia menjelaskan pertumbuhan pasar modal di Jawa Timur sepanjang 2022. Jika dilihat dari single investor identification (SID) dan transaksinya, ada kenaikan jika dibandingkan dengan 2021. Baik pasar modal maupun sahamnya. Pasar modal naik 36,47 persen dari sekitar 1 juta. Penambahan 363.437 itu menjadi 1.360.011 per Desember 2022. 

”Nah, perbandingannya tipis dengan SID pasar modal di tingkat nasional sebesar 37,30 persen,” terangnyi. Sedangkan pertumbuhan sahamnya juga sama. Kenaikannya mencapai 29,10 persen dari tahun 2021. Atau sebesar 132.538, menjadi 587.974. ”Untuk nilai transaksinya cukup banyak. Mencapai peringkat ketiga tertinggi se-Indonesia,” tandasnyi.

Termasuk terkait emiten di Jatim, imbuh Ana, mengalami peningkatan 5,70 persen karena ada tambahan 4 emiten baru. Sekarang total emiten di Jatim 47. Pun, untuk galeri investasi edukasi, syariah, dan digital (GIE, GIS, dan GED) yang terus dikembangkan. ”Jadi, sebelumnya kami sudah banyak melakukan upaya dalam program pesisir pantai. Tahun ini kami akan menyasar santri dan penyandang disabilitas itu,” terangnyi. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: