Beras Picu Kenaikan Inflasi

Beras Picu Kenaikan Inflasi

Dadang Hardiwan saat memaparkan kondisi inflasi yang terjadi di Jawa Timur, Rabu, 1 Januari 2023.-Humas Pemprov Jatim-

SURABAYA, HARIAN DISWAY- BERAS penyebab terbesar naiknya inflasi di Jawa Timur pada Januari 2023. Secara month-to-month (MtM), inflasi 0,36 persen. Dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 114,66. Sementara, secara year-on-year (YoY) sebesar 6,52 persen. Angka itu berdasar perhitungan delapan kabupaten-kota di Jatim.

Malah, transportasi udara, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, mengambil bagian sebagai penghambat pertumbuhan inflasi di provinsi tersebut. Sebab, harga tiket pesawat di Januari 2023 tidak setinggi Desember 2022.

Parahnya, di delapan kabupaten-kota yang melakukan perhitungan itu, tidak ada satu pun yang terjadi deflasi. Inflasi terparah terjadi di Sumenep, yakni 0,63 persen (mtm). Sementara yang terendah terjadi di Malang. Hanya 0,15 persen.

”Kenaikan beberapa harga ini terjadi karena adanya beberapa hari besar. Misalnya, Natal, tahun baru Masehi, dan tahun baru Imlek,” kata Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan saat ditemui di kantornya, Rabu, 1 Februari 2023.

Namun, jika dibandingkan dengan Januari 2022, Sumenep malah berada di posisi kedua, yakni 6,73 persen. Inflasi tertinggi terjadi di Jember, sebesar 7,08 persen. Inflasi terendah terjadi di Probolinggo, sebesar 5,21 persen.

Selain beras, komoditas lain penyebab naiknya inflasi di provinsi yang dipimpin Khofifah Indar Parawansa itu adalah cabai rawit dan emas perhiasan. Semua komoditas itu menjadi penyumbang utama terjadinya inflasi di seluruh kota di Jatim.

”Ini juga kan terjadi kenaikan harga PDAM. Ini menjadi pendorong kenaikan inflasi. Rokok keretek juga mengambil andil kenaikan inflasi. Serta, transportasi darat. Seperti kereta api,” bebernya.

Sementara itu, penghambat kenaikan inflasi lainnya adalah komoditas bensin, telur ayam ras, daging ayam ras, dan tomat. ”Memang selalu ada penghambat kenaikan inflasi. Andai tidak ada hambatan, inflasi ini akan meroket,” terangnya.

Dibandingkan dengan Januari 2022, inflasi yang terjadi di Januari 2023 relatif baik. Di Januari 2022, terjadi inflasi 0,46 persen (MtM) jika dibandingkan dengan Desember 2021. ”Jika dilihat secara histori, di Januari ini selalu terjadi inflasi. Tapi, tahun ini lebih rendah ketimbang tahun sebelumnya,” ucapnya.

Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, saat ini pemerintah provinsi (pemprov) sedang mencari cara untuk mengendalikan harga bahan pokok di pasar. Sehingga dapat menghambat terjadinya inflasi.

”Beras ini memang menjadi penyumbang inflasi. Saya akan berkoordinasi dengan semua pihak agar dapat mengendalikan harga bahan pokok. Terutama beras. Apalagi, Maret nanti dilakukan panen raya,” paparnyi. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: