Jalur Perbatasan Terputus, Suriah Alami Krisis Pangan

Jalur Perbatasan Terputus, Suriah Alami Krisis Pangan

Potret gempa Turki dan Suriah-Foto/Tangkapan Layar/Twitter-

SURIAH, HARIAN DISWAY - Krisis pangan terjadi di Barat Laut SURIAH usai terdampak bencana gempa bumi yang melanda pada 6 Februari 2023 lalu.

Mengutip Al-Jazeera, kerusakan yang diakibatkan oleh gempa bumi tersebut tidak hanya meluluhlantakkan rumah warga, tetapi juga berdampak pada sektor ekonomi khususnya di perbatasan Bab Al-Hawa.

Akibat kerusakan tersebut, daerah Barat Laut Suriah mengalami krisis pangan serta kebutuhan dasar lainnya seperti sandang dan papan.

Situasi diperburuk dengan mandeknya distribusi sandang dan pangan sepanjang perbatasan Bab Al-Hawa sejak sehari setelah gempa bumi melanda.

Pemilik toko roti di Jandaris, Suriah, Mahmoud Joulaq mengatakan daerah yang terdampak gempa mengalami krisis pangan usai seluruh toko roti di daerahnya tutup.

Tak hanya itu, pasokan tepung impor dari Turkiye juga terhenti sejak kejadian yang mengenaskan itu.

Dalam beberapa hari pertama setelah gempa bumi melanda, seluruh stok tepung yang disimpan di gudang toko roti langsung ludes.

Jalan yang menghubungkan Bab al-Hawa dan Bab al-Salma, perbatasan Suriah dan Turkiye, terputus akibat kerusakan yang disebabkan gempa. Hal itu membuat distribusi tepung dan bahan pangan lainnya terhenti.

Sekitar seminggu setelahnya, baru  pasokan tepung sampai di Jandaris. Harga roti pun langsung melambung.

Sejak itu, harga bahan pangan mentah naik sekitar 20 persen terutama tepung, ragi, bahkan bahan bakar kendaraan ikut naik.

"Kami (pemilik toko roti) terpaksa harus tutup hingga besok pagi sampai akhirnya dua pegawai kembali bekerja. Sisanya kebanyakan tengah sibuk mencari anggota keluarganya yang kemungkinan masih tertimbun reruntuhan," pungkas Joulaq.

Kendati demikian, Joulaq dan jajaran pemilik toko roti lainnya harus tetap beroperasi dengan minim pegawai. Hal itu dikarenakan sebagian besar toko roti di daerahnya telah luluhlantak dan terbakar.

Joulaq menjelaskan, toko rotinya sanggup memproduksi sebanyak 3.500 buah roti setiap harinya. Namun, semenjak gempa bumi, mereka hanya sanggup memproduksi sekitar 1.500 buah roti. Separuh dari kuota sebelumnya.

Nasib sama dirasakan juga oleh Omran Zaarour, seorang pemilik toko kelontong yang tinggal di Jandaris usai mengungsi dari Aleppo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: